
Namun, bantuan tersebut hanya diperuntukkan bagi warga yang terdampak dan kehilangan tempat tinggal akibat proyek tersebut.
BACA JUGA:Geger! 3 Polisi Selundupkan Sabu ke Rutan Samarinda, Netizen Murka: Bukan Lagi Oknum, Tapi Bangsat!
Bukan bagi mereka yang membangun tempat tinggal secara ilegal di atas tanah negara.
Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya membangun program perumahan bagi warga terdampak, dengan berkolaborasi bersama Kementerian Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.
"Saya tidak ingin menjadi pemimpin yang hanya populer, tapi harus mengarahkan masyarakat pada kehidupan yang lebih baik," tegasnya.
Viral video Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terlibat perdebatan dengan seorang remaja mengenai aturan larangan yang dibuatnya soal acara wisuda di sekolah.
Awalnya, Gubernur Jawa Barat itu mengundang warga Kabupaten Bekasi yang terkena penertiban rumah yang berada di atas kali.
Dalam pertemuan itu, hadir juga seorang remaja yang mengkritik kebijakan baru Dedi Mulyadi mengenai penggusuran rumah urang tuanya tanpa adanya surat pemberitahuan.
"Saya waktu itu bikin video tiktok itu kan, caption-nya bukan untuk kerohiman atau apapun, tapi cuma minta keadilan," kata gadis remaja tersebut dengan lugas.
BACA JUGA:Hebat! Baru 16 Tahun, Clara Suryapranata Koleksi 3 Trofi Juara, Trofi Terbarunya dari Vietnam
BACA JUGA:Anti Pusing, 4 Parfum Fresh Pria Wangi Enak dan Tahan Lama, Banjir Keringat Tambah Harum
Lantas Dedi pun mempertanyakan seperti apa keadilan yang diminta, kemudian dijawab remaja itu dengan tidak adanya musyawarah saat sebelum penggusuran.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa remaja itu bersama keluarganya tinggal di lahan yang bukan tidak diperbolehkan menjadi tempat tinggal.
"Saya tanya, kalau anda tinggal di lahan orang, bayar ga?,"tanya KDM yang dijawab 'bayar' oleh si remaja putri tersebut.
Lalu, dalam diskusi lain, ia juga turut bertanya soal kritikan remaja itu mengenai kebijakan larangan adanya perpisahan atau wisuda di sekolah yang dinilai membebankan orang tua.