bacakoran.co - anak yang kirim ibunya ke griya lansia malang kini kabarnya sudah dijemput pulang kembali.
kasus ini sangat membuat sedih netizen lantaran anak kandungnya harus menandatangani perjanjian bahwa jika ia meninggal, anak-anaknya tidak perlu diberitahu.
dalam video viral yang memperlihatkan seorang ibu lansia bernama nasikah (74) yang dititipkan ke oleh dua anak kandungnya sendiri.
momen pilu itu terekam dan dibagikan oleh ketua yayasan griya husnul khatimah, arief camra tersebar di media sosial.
dalam video berdurasi 132 detik tersebut, terlihat nasikah duduk mengenakan jilbab ungu di samping pria berpeci putih yang menjelaskan isi surat perjanjian.
yang mengejutkan, dalam surat itu tertulis bahwa jika sang ibu meninggal dunia selama tinggal di panti, kedua anaknya menyatakan tidak perlu diberi kabar dan jenazahnya bisa langsung dimakamkan oleh pihak panti.
kedua anak perempuan yang menyerahkan ibunya ke panti itu adalah sri rahayu (49) dan fitriya (42), warga , jawa timur.
mereka bahkan menandatangani surat bermaterai sebagai bentuk persetujuan atas seluruh syarat yang ditetapkan, termasuk ketentuan tidak akan menjenguk atau diberi tahu bila sang ibu wafat.
tindakan kedua anak ini memicu kemarahan besar dari netizen. surat perjanjian yang dianggap “dingin dan kejam” itu viral dan menjadi bahan perbincangan di berbagai platform media sosial.
warganet menyayangkan tindakan durhaka tersebut, apalagi sang ibu tampak pasrah saat menandatangani dokumen tersebut.
bahkan dari video ada yang menyebut sang ibu berkata, “bersedia tidak ketemu ibunya selamanya setelah hari ini.”
komentar netizen pun membanjiri postingan viral itu.
seorang pengguna x menulis, “kalau gak sanggup rawat ibu, setidaknya jangan buang kayak gitu. hati nurani kalian di mana?”
sementara lainnya menyebut, “koruptor bahkan lebih bermoral dari kalian. surga ada di bawah telapak kaki ibu, bukan di bawah surat bermaterai!”
@katatitin_: "bersedia tidak ketemu ibunya setelah hari itu dan seumpama ternyata yang mati duluan malah anak-anaknya. wallahu a'lam bishawab"
@eizeerachman: "guendeng jaman skrng... aku aja lho...tak belain keluar perusahaan kartap gaji 7 jt/bulan...ganti jualan baso bakar spy banyak waktu luang nyambangi ibuk yg sendirian krn bapak udh gak ada..."
@bijikoacii: "yang belakang masih bisa cengar-cengir lagi. padahal kalianpun sama-sama seorang ibu. bagaimana jika kelak anak kalian berbuat hal yang sama?"
@yoppy02305633: "kalimat “surga di bawah telapak kaki ibu” bukan sekadar kata indah. itu tanggung jawab. bila seorang ibu yang telah melahirkan, merawat, dan membesarkan, justru diantarkan ke panti jompo oleh darah dagingnya sendiri, di mana hati nurani itu disimpan? kita tidak bisa membalas semua jasa orang tua. tapi kita bisa memilih untuk tidak menyakiti mereka di hari tuanya. jaga mereka, seperti dulu mereka menjaga kita tanpa syarat."
@ed__san: "mending buka jilbab, pelacur dan pembunuh sekalipun lebih mulia dari kalian .. !! koruptor pemerintah yg dzolim masih lebih mulia dari kalian .. !!"
@djoeluckyman: "gak akan bahagia dunia akhirat. durhaka sama orang tuanya. astagfirulloh.."
tak butuh waktu lama setelah viral, gelombang hujatan dan tekanan dari publik membuat sri rahayu dan fitriya akhirnya luluh.
pada sabtu, 28 juni 2025, keduanya datang kembali ke griya lansia husnul khatimah di malang sambil menangis dan menjemput ibu mereka pulang.
ketua yayasan, arief camra, membenarkan penjemputan tersebut.
“kami dari awal sebenarnya menolak, karena ibu ini masih punya keluarga. tapi karena bersikeras, kami buat syarat sangat berat agar mereka berpikir ulang,” jelasnya.
namun ternyata, meski disodori syarat yang tegas termasuk tidak boleh dihubungi saat sang ibu wafat kedua anak tersebut tetap melanjutkan keputusannya kala itu.
kini, publik mempertanyakan niat di balik penjemputan kembali tersebut. banyak yang menilai tindakan itu bukan datang dari hati, melainkan semata karena tekanan netizen dan rasa malu setelah video viral meluas.
“kalau bukan karena netizen, mungkin ibu ini masih di sana. jangan sampai cuma demi citra lalu dijemput, tapi nanti dibuang lagi,” tulis akun @dennyptr.
yayasan tempat sang ibu dititipkan juga memberikan klarifikasi. arief menegaskan bahwa tidak ada niat memviralkan kasus ini untuk sensasi.
“kami harus mendata setiap lansia yang kami rawat karena pertanggungjawaban ke donatur,” jelasnya.
ia berharap kejadian ini bisa jadi pelajaran besar, bukan hanya untuk keluarga nasikah, tapi untuk masyarakat luas agar lebih bertanggung jawab terhadap orang tua.
peristiwa ini menyoroti isu penting tentang bagaimana masyarakat modern memperlakukan orang tua lanjut usia.
dalam budaya indonesia yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, tindakan meninggalkan ibu ke panti lansia bukan hanya dinilai sebagai bentuk durhaka, tetapi juga melukai norma sosial dan agama.
banyak yang mengaitkan peristiwa ini dengan frasa klasik: "surga ada di bawah telapak kaki ibu."
meski ibu nasikah kini telah kembali ke rumah, luka emosional dan sosial dari tindakan anak-anaknya masih membekas.
netizen berharap penyesalan yang ditunjukkan bukan hanya sesaat, tapi benar-benar disertai perubahan nyata dalam perlakuan terhadap sang ibu.
kisah ibu nasikah menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menghormati dan merawat orang tua, terutama saat mereka sudah tak berdaya.
merawat orang tua bukan sekadar kewajiban moral, tapi bentuk balas budi atas segala cinta dan pengorbanan yang pernah mereka berikan.
jangan sampai hanya karena alasan praktis, kita kehilangan sisi kemanusiaan.