Ganda Campuran Jafar/Felisha Tumbang di 8 Besar, Indonesia Sisakan Fajar/Rian di Singapura Open

Jumat 30 May 2025 - 16:19 WIB
Reporter : Kumaidi
Editor : Kumaidi
Ganda Campuran Jafar/Felisha Tumbang di 8 Besar, Indonesia Sisakan Fajar/Rian di Singapura Open

BACAKORAN.CO - Indonesia kehilangan satu wakil di babak 8 besar Singapura Open 2025. Ini setelah ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu tumbang.

Bermain di Singapore Indoor Stadium, Jafar/Felisha kalah 8-21, 22-24 melawan wakil China, Guo Xin Wa/Chen Fang Hui di Singapore Indoor Stadium, Jumat (30/5).

Usai bertanding, Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu mengaku tetap bersyukur. Ini karena masih diberikan kesempatan untuk menyeelsaikan pertandingan tanpa kendala.

"Hasilnya memang belum seperti yang diharapkan tapi tetap bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan hari ini," terang Felisha.

"Tadi kami sudah mencoba berbagai cara, segala pola untuk menang," lanjutnya.

BACA JUGA:2 Wakil Indonesia Bertahan di Babak 8 Besar Singapura Open, Ini Daftarnya

Felisha menjelaskan bahwa sempat kaget dengan intensitas pertandingan. Lawan langsung menekan tanpa memberikan kesempatan pasangan Indonesia kembangkan permainan.

"Di game pertama tekanan lawan sangat keras, kami banyak kaget. Antisipasi mereka lebih siap dari kami," terangnya.


Perjuangan Jafar/Felisha di abbak 8 besar Singapura Open 2025-pbsi-

"Di game kedua, kami mencoba balik menekan tapi kurang beruntung di adu setting. Kami terlalu hati-hati, banyak tanggung dan akhirnya mati sendiri," jelasnya.

Felisha menegaskan bahwa telah mengambil pelajaran dari kekalahan ini. Kedepan, pengalaman di laga ini akan berarti untuk hadapi pertandingan di poin-poin krusial.

"Pelajarannya kami harus bisa lebih tenang di poin-poin kritis, startnya juga tidak boleh ketinggalan. Adapatasi dan feeling di lapangan harus lebih cepat dan lebih matang," ucapnya.

BACA JUGA:Ganda Campuran dan Ganda Putra Rontok di Singapura Open, Sabar: Hidung Sempat Mimisan

Pasangan ganda campuran Felisha, Jafar Hidayatullah, mengakui bahwa memang tekanan dari lawan datang dengan intensitas yang luar biasa. Situasi itu hingga memaska mereka kesulitan keluar dari tekanan.   

"Di game pertama kami tidak bisa keluar dari tekanan sampai sebenarnya masuk ke gim kedua. Kami mulai menemukan pola permainan menjelang akhir pertandingan dan ternyata sudah terlambat," jelasnya. 

Kategori :