bacakoran.co

Indofarma Lagi ‘Demam’! Penjualan Obat dan Alkes Ambruk, Rugi Rp25 Miliar, Bisnis Diujung Tanduk?

BUMN Farmasi Indofarma catatkan kerugian hingga Rp25,1 miliar pada kuartal 1 2025 akibat penjualan obat dan alat kesehatan (alkes) anjlok tajam.--istimewa

BACAKORAN.CO — Indofarma makin kepayahan.

Salah satu anak usaha Bio Farma yang berada di bawah naungan holding BUMN farmasi ini kembali mencatat kerugian fantastis di kuartal I 2025.

Indofarma catatkan rugi bersih Rp25,1 miliar.

Meski sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya, luka keuangan Indofarma ini masih jauh dari sembuh.

BACA JUGA:Pihak Kampus Dukung Korban Aksi Bejat Guru Besar Farmasi UGM untuk Lapor ke Polisi: Kami Support!

BACA JUGA:Rektor UGM Resmi Pecat Guru Besar Farmasi, Setelah Terbukti Lecehkan Mahasiswi Sejak 2023, Ini Modusnya

Penjualan Obat dan Alkes Terjun Bebas!

Laporan keuangan yang dirilis lewat Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap fakta pahit.

Penjualan Indofarma anjlok tajam.

Penjualan obat anjlok dari Rp106,1 miliar (Q4 2024) menjadi hanya Rp20,28 miliar (Q1 2025).

BACA JUGA:Heboh! Berkedok Bimbingan, Guru Besar Farmasi UGM Diduga Lecehkan Mahasiswi Sejak 2023, Kini Dibebastugaskan

BACA JUGA:23 Daftar Kuota SNBP UGM Jenjang Sarjana Prodi Ilmu Komptuter, Biologi, Kimia, Farmasi dan Jurusan Lainnya

Sedangkan penjualan alat kesehatan pun amblas dari Rp104,22 miliar menjadi Rp16,47 miliar.

Total penjualan bersih perusahaan pun terjun ke Rp36,76 miliar, menyusut dari Rp43,63 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Indofarma Lagi ‘Demam’! Penjualan Obat dan Alkes Ambruk, Rugi Rp25 Miliar, Bisnis Diujung Tanduk?

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co — makin kepayahan.

salah satu anak usaha bio farma yang berada di bawah naungan holding bumn ini kembali mencatat kerugian fantastis di kuartal i 2025.

indofarma catatkan rugi bersih rp25,1 miliar.

meski sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya, luka keuangan indofarma ini masih jauh dari sembuh.

penjualan obat dan alkes terjun bebas!

laporan keuangan yang dirilis lewat bursa efek indonesia (bei) mengungkap fakta pahit.

penjualan indofarma anjlok tajam.

penjualan obat anjlok dari rp106,1 miliar (q4 2024) menjadi hanya rp20,28 miliar (q1 2025).

sedangkan penjualan alat kesehatan pun amblas dari rp104,22 miliar menjadi rp16,47 miliar.

total penjualan bersih perusahaan pun terjun ke rp36,76 miliar, menyusut dari rp43,63 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

ini artinya, penjualan mereka bahkan tak cukup untuk menutup beban pokok produksi yang masih mencapai rp42,36 miliar!

kerugian menyusut, tapi aset tergerus

memang, jika dibandingkan dengan kerugian tahun lalu (rp53,9 miliar), pencapaian ini terkesan "lebih kecil".

tapi jangan salah--ini tetap menjadi kerugian besar yang terus menggerus aset dan kepercayaan pasar.

utang masih membayangi

seolah tak cukup dengan penurunan penjualan, indofarma juga masih dikepung utang jumbo.

total liabilitas masih di angka mencengangkan, yakni rp1,3 triliun, meski sudah turun dari rp1,7 triliun tahun lalu.
pinjaman jangka pendek ke bni sebesar rp93,99 miliar.

lalu ekuitas perusahaan juga tergerus, dari rp1,1 triliun (2024) menjadi rp788,95 miliar (2025).

sinyal bahaya bagi bumn farmasi?

kondisi ini memunculkan kekhawatiran, apakah indofarma bisa bangkit, atau justru makin tenggelam?

di tengah tantangan pasar dan kompetisi industri farmasi yang kian sengit, indofarma terlihat masih limbung mencari pijakan.

Tag
Share