bacakoran.co - pada 22 mei 2025, sebuah artikel opini berjudul '' yang ditulis oleh yf dan diterbitkan di detik.com, memicu kontroversi publik.
tulisan ini mengkritik pengangkatan letjen djaka budi utama sebagai direktur jenderal bea cukai, yang dinilai melanggar prinsip meritokrasi dalam sistem aparatur sipil negara (asn).
namun, sehari setelah artikel tersebut rilis penulis opini ‘jenderal di jabatan sipil’ diduga diintimidasi hingga akhirnya meminta redaksi untuk menghapus tulisannya.
kejadian ini menimbulkan kecaman keras dari berbagai pihak termasuk dewan pers, yang menilai tindakan tersebut sebagai ancaman terhadap kebebasan berekspresi.
kronologi kejadian penulis opini diduga diintimidasi
dikutip bacakoran dari x narasi newsroom, yf penulis artikel tersebut mengalami dua kali serangan intimidasi pada 22 mei 2025.
pertama, setelah mengantar anaknya ke sekolah, yf diserempet oleh dua orang tak dikenal yang menggunakan helm full-face ia didorong hingga jatuh dari motornya.
siang harinya, kejadian serupa terulang dengan pelaku dan motor yang berbeda membuat yf kembali terjatuh.
akibat kejadian ini, penulis opini ‘jenderal di jabatan sipil’ diduga diintimidasi secara fisik, yang membuatnya merasa terancam.
tak lama setelah kejadian tersebut, pada 23 mei 2025, artikel opini tersebut dihapus dari laman detik.com atas permintaan yf.
yf mengaku takut akan keselamatannya dan keluarganya.
namun, proses penghapusan ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
detik.com menyarankan yf untuk mengadukan kasusnya ke dewan pers, karena penghapusan artikel opini memerlukan rekomendasi resmi dari lembaga tersebut.
hingga kini, belum ada rekomendasi resmi dari dewan pers terkait kasus ini.
kecaman dari dewan pers dan masyarakat sipil
dewan pers dengan tegas mengecam dugaan intimidasi terhadap penulis opini ‘jenderal di jabatan sipil’.
menurut mereka, tindakan ini merupakan bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat yang dijamin oleh undang-undang pers.
“kami sangat menyayangkan kejadian ini. penulis opini ‘jenderal di jabatan sipil’ diduga diintimidasi hanya karena menyuarakan kritik yang konstruktif,” ujar salah satu perwakilan dewan pers.
mereka juga menegaskan bahwa segala bentuk teror harus dilawan agar tidak menciptakan ketakutan di kalangan masyarakat untuk menyampaikan pendapat.
koalisi masyarakat sipil untuk reformasi sektor keamanan juga turut angkat bicara.
mereka menyebut bahwa kasus ini bukanlah kejadian tunggal.
sejak wacana revisi undang-undang tni bergulir, intimidasi terhadap pihak-pihak yang kritis terhadap dominasi militer di ranah sipil semakin marak.
“penulis opini ‘jenderal di jabatan sipil’ diduga diintimidasi sebagai bagian dari pola kekerasan yang lebih luas,” ungkap perwakilan koalisi.
mereka juga mencatat adanya serangan fisik, digital, hingga psikologis terhadap akademisi, jurnalis, dan mahasiswa dalam dua bulan terakhir.
eric tanjung, koordinator komite keselamatan jurnalis (kkj), mengungkapkan bahwa intimidasi seperti ini adalah pembungkaman terhadap suara kritis.
“ini adalah pembungkaman terhadap kebebasan pers. kami dari perhimpunan pers mengecam tindakan tersebut, karena opini yang kritis sangat diperlukan untuk mendorong perbaikan,” katanya dalam wawancara pada 24 mei 2025.
ia juga menyoroti bahwa penulis opini ‘jenderal di jabatan sipil’ diduga diintimidasi sebagai bentuk ancaman terhadap kebebasan berekspresi yang seharusnya dilindungi oleh negara.