bacakoran.co

Perhatian Buat Kepala Daerah, Ini Instruksi Terbaru Mendagri Tito untuk Dukung MBG!

Mendagri Tito Karnavian keluarkan surat edaran yang menginstruksikan agar seluruh kepala daerah mulai gubernur dan wali kota pinjamkan lahan untuk SPPG MBG.--istimewa

BACAKORAN.CO – Sukseskan program program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berikan instruksi baru kepada para pemerintah daerah.

Yakni dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 500.12/2119/SJ yang isinya memerintahkan seluruh kepala daerah, dari gubernur hingga wali kota, untuk meminjamkan lahan Pemda kepada Badan Gizi Nasional (BGN).

Tak main-main, tiap daerah diminta mengajukan tiga lokasi strategis yang bisa segera difungsikan sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Adapun SPPG adalah dapur umum masa depan Indonesia yang jadi garda terdepan pemberantas kelaparan dan stunting.

 

Tak Ada Alasan untuk Menolak!

Dalam Rapat Koordinasi Nasional percepatan realisasi APBD 2025, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito menyampaikan urgensi program ini secara tegas.

"Kita harus dukung penuh! Percepat realisasinya, jangan ditunda-tunda!" tegasnya.

Tito menggarisbawahi jika program MBG bukan hanya soal gizi, tapi pengungkit ekonomi daerah, pembuka lapangan kerja, dan peluang emas untuk menggairahkan sektor pangan lokal.

 

Ekonomi Lokal Siap Menggeliat

Setiap satu unit SPPG diperkirakan akan menyerap 50 tenaga relawan.

Artinya ratusan ribu lapangan kerja bisa tercipta di seluruh Indonesia.

Belum lagi efek berantai dari pasokan bahan pangan.

Perhatian Buat Kepala Daerah, Ini Instruksi Terbaru Mendagri Tito untuk Dukung MBG!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – sukseskan program program makan bergizi gratis (mbg), pemerintah melalui kementerian dalam negeri (kemendagri) berikan instruksi baru kepada para pemerintah daerah.

yakni dengan mengeluarkan surat edaran nomor 500.12/2119/sj yang isinya memerintahkan seluruh kepala daerah, dari gubernur hingga wali kota, untuk meminjamkan lahan pemda kepada badan gizi nasional (bgn).

tak main-main, tiap daerah diminta mengajukan tiga lokasi strategis yang bisa segera difungsikan sebagai satuan pelayanan pemenuhan gizi (sppg).

adapun sppg adalah dapur umum masa depan indonesia yang jadi garda terdepan pemberantas kelaparan dan stunting.

 

tak ada alasan untuk menolak!

dalam rapat koordinasi nasional percepatan realisasi apbd 2025, menteri dalam negeri (mendagri) tito menyampaikan urgensi program ini secara tegas.

"kita harus dukung penuh! percepat realisasinya, jangan ditunda-tunda!" tegasnya.

tito menggarisbawahi jika program mbg bukan hanya soal gizi, tapi pengungkit ekonomi daerah, pembuka lapangan kerja, dan peluang emas untuk menggairahkan sektor pangan lokal.

 

ekonomi lokal siap menggeliat

setiap satu unit sppg diperkirakan akan menyerap 50 tenaga relawan.

artinya ratusan ribu lapangan kerja bisa tercipta di seluruh indonesia.

belum lagi efek berantai dari pasokan bahan pangan.

 

mulai dari beras, telur, ayam, susu, hingga sayur dan buah local yang akan dibeli langsung dari petani dan umkm daerah.

“kami ingin pemda tidak hanya jadi penonton, tapi ikut main langsung di lapangan,” ujar tito.

tito pun mendorong pemda untuk mengalihkan anggaran hasil efisiensi ke program mbg, agar uang bisa cepat berputar di masyarakat.

dukungan total dari bgn

 

kepala bgn dadan hindayana menyambut hangat langkah taktis tito.

ia menegaskan jika pemda punya peran krusial dalam tiga hal besar.

yakni menyiapkan infrastruktur sppg sebagai pusat produksi makanan bergizi.

mengoptimalkan potensi lokal untuk suplai bahan baku, dengan proyeksi melayani hingga 3.000 penerima manfaat per titik.

 

lalu, menyalurkan makanan langsung ke kelompok rentan seperti ibu hamil, menyusui, dan balita lewat kader posyandu yang akan mendapat insentif khusus dari bgn.

momentum bangkitkan gizi, gairahkan ekonomi

program mbg bukan sekadar agenda gizi nasional.

ini merupakan strategi besar membangun bangsa dari desa ke kota.

 

dengan instruksi tito, pemda tak bisa lagi santai di kursi empuk: saatnya aksi nyata di lapangan.

Tag
Share