bacakoran.co - dunia internasional terbelalak dengan langkah presiden rusia yang mendadak mengumumkan tiga hari di ukraina.
gencatan senjata rencananya berlangsung mulai 8 hingga 11 mei 2025.
langkah ini diambil bertepatan dengan peringatan kemenangan uni soviet atas nazi jerman dalam perang dunia ii--sebuah momen simbolik yang mengejutkan banyak pihak.
"rusia menyerukan ukraina untuk menghormati momen ini. jika dilanggar, kami akan balas dengan kekuatan penuh," tegas pernyataan kremlin seperti dilansir dari afp.
putin dan trump diam-diam negosiasi damai?
gencatan senjata ini muncul di tengah laporan jika putin dan presiden as donald trump tengah duduk satu meja untuk mencari jalan damai permanen atas konflik yang telah membara sejak invasi rusia ke ukraina pada februari 2022.
meski belum ada kesepakatan formal, gencatan sepihak dari moskow disebut sebagai sinyal awal menuju perundingan damai.
zelensky: kami siap rebut crimea tanpa perang
menanggapi manuver mengejutkan putin, presiden ukraina volodymyr zelensky tak tinggal diam.
dalam konferensi pers, ia menegaskan jika semenanjung crimea tetap menjadi bagian dari ukraina dan harus dikembalikan.
tapi bukan melalui aksi angkat senjata, melainkan melalui jalur diplomasi.
"gencatan senjata tanpa syarat membuka pintu untuk membahas semuanya, termasuk crimea," ujar zelensky kepada media.
zelensky pun merespons pernyataan presiden as donald trump yang menyebut ukraina belum cukup kuat secara militer untuk merebut crimea dengan kekerasan.
sebaliknya, zelensky mendorong tekanan internasional terhadap rusia.
"dunia punya sanksi, tekanan ekonomi, dan jalur diplomatik. semua bisa digunakan untuk merebut kembali wilayah kami secara sah," tegasnya.
as usulkan ukraina akui wilayah dikuasai rusia?
di balik layar, beredar kabar jika gedung putih sempat mengusulkan pengakuan hukum atas wilayah ukraina yang kini dikuasai rusia, termasuk crimea.
hal ini sebagai bagian dari kompromi perdamaian.
namun, zelensky menolak mentah-mentah jika belum ada gencatan senjata total dari rusia.
"kami siap berdialog kapan pun, dalam format apa pun. tapi hanya jika ada bukti konkret rusia siap mengakhiri perang ini," pungkasnya.