bacakoran.co

Gas Melon Naik Tajam! Begini Reaksi Warga dan Dampaknya ke UMKM

Kenaikan harga gas melon 3 kg mengejutkan masyarakat dan pelaku UMKM. Simak reaksi warga dan bagaimana lonjakan ini memengaruhi sektor usaha kecil menengah di Indonesia.--Youtube-CNN Indonesia

BACAKORAN.CO - Kenaikan harga gas melon (LPG 3 kg) kembali menjadi sorotan masyarakat.

Dalam beberapa pekan terakhir, harga gas bersubsidi ini merangkak naik di sejumlah wilayah, membuat warga dan pelaku UMKM kelabakan.

Kenaikan ini tak hanya berdampak pada pengeluaran rumah tangga, tetapi juga menimbulkan efek domino pada sektor usaha kecil menengah yang bergantung pada gas sebagai sumber energi utama.

Harga Meroket, Dompet Menjerit

BACA JUGA:Terbongkar! Mafia Gas Melon Main Kotor, Ribuan Tabung Dioplos, Omzetnya Bikin Melongo!

BACA JUGA:Bright Gas Sekarang Ada 3kg, Netizen Sebut Kelangkaan Gas Melon Proyek Terselubung Pemerintah, Benarkah?

Sejumlah warga mengaku terkejut saat harga gas melon di pengecer naik dari Rp18.000 menjadi lebih dari Rp25.000 per tabung.

Padahal, gas ini diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah sebagai bentuk subsidi pemerintah.

Tidak sedikit ibu rumah tangga yang terpaksa mengurangi frekuensi memasak atau beralih ke kayu bakar karena tak mampu menutupi selisih harga.

“Biasanya cukup beli satu tabung buat seminggu, sekarang malah dua hari sudah habis.

BACA JUGA:Mulai 1 Februari 2025 Gas Melon LPG 3 Kg Tak Lagi Dijual di Pengecer dan Wajib Beli Pakai KTP, Ini Alasannya

BACA JUGA:Keji! Oknum Polisi di Cileungsi Bunuh Ibu Kandung Menggunakan Tabung Gas Melon, Pelaku Ditindak Tegas Polres

Harganya juga naik terus,” keluh seorang warga di Ujung Berung, Jawa Barat.

UMKM Terpukul: Modal Naik, Untung Menipis

Bagi pelaku UMKM kuliner seperti penjual gorengan, warung makan, hingga pedagang kaki lima, kenaikan harga gas menjadi tantangan berat.

Kenaikan ini tidak bisa serta-merta dibebankan ke pelanggan karena khawatir kehilangan pembeli.

Gas Melon Naik Tajam! Begini Reaksi Warga dan Dampaknya ke UMKM

Puput

Puput


bacakoran.co - kenaikan harga  (lpg 3 kg) kembali menjadi sorotan masyarakat.

dalam beberapa pekan terakhir, harga gas bersubsidi ini merangkak naik di sejumlah wilayah, membuat warga dan pelaku  kelabakan.

kenaikan ini tak hanya berdampak pada pengeluaran rumah tangga, tetapi juga menimbulkan efek domino pada sektor usaha kecil menengah yang bergantung pada  sebagai sumber energi utama.

harga meroket, dompet menjerit

sejumlah warga mengaku terkejut saat harga gas melon di pengecer naik dari rp18.000 menjadi lebih dari rp25.000 per tabung.

padahal, gas ini diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah sebagai bentuk subsidi pemerintah.

tidak sedikit ibu rumah tangga yang terpaksa mengurangi frekuensi memasak atau beralih ke kayu bakar karena tak mampu menutupi selisih harga.

“biasanya cukup beli satu tabung buat seminggu, sekarang malah dua hari sudah habis.

harganya juga naik terus,” keluh seorang warga di ujung berung, jawa barat.

umkm terpukul: modal naik, untung menipis

bagi pelaku umkm kuliner seperti penjual gorengan, warung makan, hingga pedagang kaki lima, kenaikan harga gas menjadi tantangan berat.

kenaikan ini tidak bisa serta-merta dibebankan ke pelanggan karena khawatir kehilangan pembeli.

alhasil, banyak pelaku usaha yang memilih untuk mengurangi produksi atau mencari alternatif energi lain yang belum tentu efisien.

“kalau harga jual saya naikkan, nanti pelanggan kabur.

tapi kalau tidak, keuntungannya habis buat beli gas,” ujar seorang pemilik warung nasi uduk.

pemerintah diminta turun tangan

melonjaknya harga gas melon ini mendorong berbagai pihak untuk mendesak pemerintah agar segera menstabilkan harga dan memperketat distribusi agar tepat sasaran.

banyak pihak menduga terjadinya kelangkaan dan permainan harga di tingkat pengecer, akibat buruknya pengawasan.

pakar ekonomi mikro menyarankan adanya kebijakan subsidi langsung untuk pelaku umkm, agar mereka tetap bisa bertahan di tengah kenaikan harga energi.

selain itu, transparansi distribusi dan pengawasan rantai pasok gas lpg perlu diperketat agar tidak terjadi penyelewengan.

dampak jangka panjang

jika kenaikan ini terus berlanjut tanpa solusi konkret, dikhawatirkan akan terjadi gelombang penutupan umkm yang menyumbang lebih dari 60% terhadap pdb nasional.

selain itu, daya beli masyarakat bisa semakin melemah karena pengeluaran rumah tangga meningkat.

sebagai negara yang menjadikan umkm sebagai tulang punggung perekonomian, penting bagi pemerintah untuk segera bertindak cepat dan bijak.

tanpa tindakan tegas, dampak sosial dan ekonomi dari naiknya harga gas melon ini bisa semakin meluas.

solusi dan harapan

pemerintah daerah seperti disperindag kukar telah mengusulkan agar kuota gas yang dipotong dikembalikan ke kalimantan timur.

sementara itu, masyarakat diimbau untuk bijak menggunakan gas subsidi dan menyerahkannya kepada mereka yang benar-benar berhak.

di sisi lain, pemerintah pusat perlu mengevaluasi sistem distribusi dan pengawasan lpg 3 kg agar tepat sasaran.

operasi pasar dan transparansi harga di tingkat pangkalan menjadi langkah awal yang penting.

jika tidak, krisis gas melon ini bisa menjadi bom waktu yang mengancam stabilitas ekonomi rakyat kecil.

Tag
Share