bacakoran.co

Bukan Louis Vuitton (LVMH), Ini Raja Baru Perusahaan Barang Mewah Paling Tajir Sedunia!

Hermes menggeser Louis Vuitton (LVMH) sebagai perusahaan barang mewah paling tajir sedunia dengan kapitalisasi setara Rp4.724 triliun.--istimewa

BACAKORAN.CO – Hermes, rumah mode legendaris asal Prancis, kini resmi menyandang gelar perusahaan barang mewah paling tajir sedunia, menggeser raksasa LVMH yang selama ini mendominasi.

Kapitalisasi pasar Hermes mencapai 247 miliar euro atau setara Rp4.724 triliun, mengungguli LVMH yang kini berada di angka 246 miliar euro (Rp4.705 triliun).

Peristiwa bersejarah ini terjadi pada Selasa, 14 April 2025, menyusul merosotnya saham LVMH sebesar 7 persen akibat laporan kinerja keuangan yang mengecewakan.

Louis Vuitton Tergelincir, Hermes Melesat

BACA JUGA:Daftar Kategori Barang Mewah yang Kena Keikan Pajak PPN 12 Persen 2025

BACA JUGA:PPN 12% untuk Barang Mewah, Bagaimana Layanan Digital Netflix, Spotify hingga Wagyu? Ini Kata Sri Mulyani!

LVMH--pemilik merek ternama seperti Louis Vuitton, Dior, hingga Sephora gagal memenuhi ekspektasi pasar pada kuartal I 2025.

Konsumen Amerika Serikat dilaporkan mulai menahan belanja produk kecantikan, sementara pasar China belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Alih-alih tumbuh 2 persen sebagaimana diprediksi analis, LVMH justru mencatat penurunan penjualan sebesar 3 persen.

Situasi ini langsung mengguncang kepercayaan investor, membuat saham LVMH anjlok paling dalam dibandingkan kompetitor lainnya.

BACA JUGA:Viral Petisi Tolak PPN 12 Persen, Kini Deterjen, Kecap, Bumbu Dapur Terkenakan Pajak, Dianggap Barang Mewah?

BACA JUGA:PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah, Sri Mulyani Jamin UMKM Tetap Bebas Pajak!

Rinciannya Gucci turun 2 persen, Prada 4,2 persen, Richemont 0,7 persen, dan bahkan Hermes pun ikut terkoreksi tipis 0,3 persen.

Hermes: Eksklusivitas yang Membayar Mahal

Bukan Louis Vuitton (LVMH), Ini Raja Baru Perusahaan Barang Mewah Paling Tajir Sedunia!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – , rumah mode legendaris asal prancis, kini resmi menyandang gelar perusahaan paling tajir sedunia, menggeser raksasa lvmh yang selama ini mendominasi.

kapitalisasi pasar hermes mencapai 247 miliar euro atau setara rp4.724 triliun, mengungguli lvmh yang kini berada di angka 246 miliar euro (rp4.705 triliun).

peristiwa bersejarah ini terjadi pada selasa, 14 april 2025, menyusul merosotnya saham lvmh sebesar 7 persen akibat laporan kinerja keuangan yang mengecewakan.

louis vuitton tergelincir, hermes melesat

lvmh--pemilik merek ternama seperti louis vuitton, dior, hingga sephora gagal memenuhi ekspektasi pasar pada kuartal i 2025.

konsumen amerika serikat dilaporkan mulai menahan belanja produk kecantikan, sementara pasar china belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

alih-alih tumbuh 2 persen sebagaimana diprediksi analis, lvmh justru mencatat penurunan penjualan sebesar 3 persen.

situasi ini langsung mengguncang kepercayaan investor, membuat saham lvmh anjlok paling dalam dibandingkan kompetitor lainnya.

rinciannya gucci turun 2 persen, prada 4,2 persen, richemont 0,7 persen, dan bahkan hermes pun ikut terkoreksi tipis 0,3 persen.

hermes: eksklusivitas yang membayar mahal

menurut jelena sokolova, analis dari morningstar, capaian hermes tidak lepas dari strategi pasar ultra-premium yang mereka terapkan.

basis pelanggan hermes yang cenderung superkaya menjadikan brand ini lebih tahan banting ketika industri mengalami tekanan.

“hermes lebih fokus ke konsumen kelas atas yang tidak terlalu terpengaruh oleh tren ekonomi. ini menjadikannya lebih stabil,” ujar sokolova seperti dilansir dari cnnindonesia.com.

ancaman global bayangi industri mewah

awalnya, banyak investor optimistis jika 2025 akan menjadi tahun kebangkitan sektor barang mewah.

namun ketegangan geopolitik dan kebijakan dagang seperti tarif baru dari presiden as donald trump kembali memunculkan bayang-bayang resesi global.

analis dari bernstein bahkan menurunkan proyeksi pertumbuhan industri barang mewah tahun ini dari 5 persen menjadi hanya 2 persen.

jika tren ini berlanjut, industri fashion kelas atas bisa mengalami masa lesu terpanjang dalam 20 tahun terakhir.

Tag
Share