Viral! Dokter Residen Anestesi Diduga Perkosa Penunggu Pasien dengan Obat Bius, Begini Kronologinya!

Kronologi Dokter Residen Anestesi Diduga Perkosa Penunggu Pasien dengan Obat Bius--Kolase
Setelah itu, pelaku diduga memberikan korban obat midazolam, yakni obat golongan benzodiazepin yang diberikan sebelum operasi, untuk mengatasi rasa cemas, membuat pikiran dan tubuh menjadi rileks, serta menimbulkan rasa kantuk dan tidak sadarkan diri.
Kejadian ini terjadi sekitar jam 4-5 paggi dan berhasil terekam CCTV rumah sakit yang memperlihatkan pelaku menunggu pasiennya sadar hingga jam 4 pagi karena dalam rekaman itu ia nampak mondar-mandir di lorong lantai 7.
Selang beberapa saat, di jam yang sama, korban juga terlihat berjalan di lorong lantai 7 dengan kondisi lemas dan agak sempoyongan.
BACA JUGA:Nggak Nyangka! Buah Plum Bisa Bantu Turunin Berat Badan, Si Kecil yang Bikin Lemak Luluh!
Usai cross match selesai, korban mengeluhkan sakit yang tidak hanya di bagian tangan bekas akses IV, melainkan juga di kemaluannya.
Lalu, si korban diminta untuk melakukan visum ke SPOG hingga terungkap bahwa ada bekas sisa sperma.
Hal ini juga dilakukan pemeriksaan di area lantai 7 rumah sakit tersebut yang juga ditemukan bekas sperma bercecern di lantai.
Kejadian ini lantas membuat heboh netizen yang berlomba-lomba mengecam tindakan si dokter residen anestesi tersebut.
"Kalau gini caranya sumpah dokter bisa bisa diragukan, dampaknya bisa banyak pasien cewe yang nggak percaya ditanganin sama dokter cowo apalagi di SPOG, bisa bisa makin trust issue," komentar salah satu akun X di postingan terkait.
BACA JUGA:Arsenal Puas Bikin Real Madrid Babak Belur, Arteta: Kami Sangat Senang!
BACA JUGA:Real Madrid Belum Menyerah, Ancelotti: Apapun Terjadi di Sepak Bola, Apalagi di Bernabeu!
"Memasuki era oknum dokter tapi kalau dikumpulin bisa bikin rumah sakit," komentar akun X lainnya.
Berdasarkan informasi yang beredar, kini pelaku telah diproses secara hukum dan dikeluarkan dari program pendidikan kedokteran.
"Halo min, cuma ingin menyampaikan, yang melakukan cuma 1 residen yaa, bukan 2. Sudah diproses kepolisian juga dan diproses untuk dikeluarkan dari pendidikan. Jadi tolong diralat yaa, bukan 2 tapi cuma 1. Makasihhh," ucap seorang anonim di akun @ppdsgramm.