
BACAKORAN.CO - Dengan tegas Jendral Militer Iran berikrar akan terus hempir Israel dengan kekuatan penuh sampai PM Israel Netanyahu tidak berdaya.
Jendral Tertinggi Iran ini menyebutkan akan gempur Israel sampai Netanyahu untuk berlutut.
Hal ini ia uangkap dalam pernyataannya dan Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, yang menjabat Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran.
Ia dengan tegaskan ungkap operasi pembalasan terhadap Israel, yang diberi nama Operation True Promise III, akan terus berlanjut tanpa gangguan.
BACA JUGA:Trump Klaim Gencatan Senjata, Iran Langsung Bantah: Tak Ada Kesepakatan
Mosavi menyebutkan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat (AS).
"tidak akan dibiarkan begitu saja" terlepas dari seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan-serangan musuh.
"Sifat dasar dari tindakan kriminal ini tidak akan dibiarkan tanpa respons, terlepas dari tingkat kerusakannya," ucap Mousavi, dalam pernyataan pada Senin (23/6), merujuk pada pengeboman fasilitas nuklir Iran oleh AS pada Minggu (22/6/2025).
Ia sebut keterlibatan Presiden AS Donald Trump dalam perang antara Iran dan Israel sebagai upaya putus asa untuk menyelamatkan Tel Aviv.
BACA JUGA:Warga AS Demo Tuntut Trump Tak Ikut Campur Perang Iran-Israel: Diplomasi Satu-satunya Cara!
Khususnya untuk PM Israel Netanyahu, yang dia gambarkan sebagai "proksi gagal" Amerika di kawasan tersebut.
"Trump, setelah menyaksikan tumbangnya Netanyahu di bawah beban kekalahan, memutuskan untuk memberinya pernapasan buatan melalui tindakan sembrono ini," sebut Mousavi dalam pernyataannya.
Sebelumnya Amerika Serikat klaim telah kirim bomb ke fasilitas nuklir di Iran yaitu di Fordow, Natans dan Isfahan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Sabtu (21/6/2/25) melalui akun X pribadinya.
"Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga lokasi Nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan," tulis Trump di media sosial dikutip Bacakoran.co dari akun x @realdonaldtrump, Minggu (22/6/2025).