
Dalam acara tersebut, para pendukung Persikas tiba-tiba membentangkan spanduk bertuliskan 'Selamatkan Persikas' dan meneriakkan yel-yel mendukung tim kesayangan mereka di tengah suasana yang emosional.
Momen itu pun menjadi viral, lantaran saat para suporter melakukan aksinya, Dedi Mulyadi tengah berdialog di atas panggung dengan seorang warga yang menangis karena menceritakan kisah hidupnya yang penuh duka.
Aksi suporter dianggap tidak pada tempatnya dan memicu kemarahan Dedi Mulyadi.
Selain itu, dalam pertemuan mereka kemarin, Dedi juga menjelaskan bahwa jika saat ini klub Persikas diakuisisi atau berpindah ke daerah lain, itu semata-mata karena faktor kemampuan finansial.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Sampaikan Duka pada Tragedi Tambang Kapur Longsor, 5 Pekerja Tewas
Ia pun mengajukan pertanyaan yang cukup menggugah kesadaran para suporter,
"Apakah ada orang di Subang yang siap mengeluarkan puluhan miliar untuk mengelola klub sepakbola?"
Para pendukung menjawab penuh semangat bahwa mereka masih berusaha dan mencari sosok yang mau berkorban untuk mempertahankan klub kebanggaan Subang tersebut agar tetap eksis dan tidak lepas dari tanah asalnya.
Kisah ini menjadi gambaran bahwa cinta terhadap klub bisa membara, tetapi tetap harus bijak dalam menyalurkannya.
Aksi para suporter Persikas ini menjadi pelajaran penting tentang komunikasi, tempat, dan waktu yang tepat dalam menyampaikan aspirasi.