
BACAKORAN.CO - Pertanyaan kapan hari raya Iduladha 1446 H akan segera terjawab. Ini setelah Kementrian Agama atau Kemenag melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal untuk menetapkan awal Zulhijah 1446 H sekaligus penentuan Hari Raya Iduladha 2025/1446 H.
Rencananya, Kemenag akan menggelar pemantauan hilal (rukyatulhilal) untuk menentukan awal Zulhijah 1446 H pada Selasa, 27 Mei 2025 bertepatan 29 Zulkaidah.
Kegiatan ini akan dilakukan di 114 titik pemantauan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Pemantauan hilal awal Zulhijah akan dilakukan di 114 titik di seluruh Indonesia pada 27 Mei mendatang," terang Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Sidang Isbat di Jakarta.
BACA JUGA:11 Strategi Kemenag Bikin Keharmonisan Rumah Tangga Terjaga, Buktikan Saja
Arsad menjelaskan, berdasarkan hasil perhitungan Tim Hisab Rukyat Kemenag, posisi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk.
Yaitu antara 0° 44,15’ (nol derajat empat puluh empat koma lima belas menit) hingga 3° 12,29’ (tiga derajat dua belas koma dua puluh sembilan menit).
Sementara itu, sudut elongasi berkisar antara 5° 50,64’ (lima derajat lima puluh koma enam puluh empat menit) hingga 7° 6,27’ (tujuh derajat enam koma dua puluh tujuh menit).
Suasana rapat persiapan sidang isbat Kemenag -Kemenag-
“Kondisi tersebut telah memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menjadi acuan utama dalam penetapan awal bulan Hijriah di kawasan Asia Tenggara,” jelasnya.
Rencananya, sidang isbat akan digelar di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta, mulai pukul 16.00 WIB.
Rangkaian kegiatan diawali dengan seminar posisi hilal yang menghadirkan para ahli astronomi dan pakar ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam.
Setelah Salat Magrib, sidang isbat dilaksanakan secara tertutup. Pada saat yang sama, Kemenag akan menerima laporan hasil rukyatulhilal dari seluruh titik pemantauan.
Menteri Agama akan mendengarkan tanggapan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para peserta sidang sebelum menetapkan keputusan resmi awal Zulhijah 1446 H. Keputusan tersebut kemudian diumumkan kepada masyarakat dan disiarkan secara langsung oleh media.