
Beliau langsung berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan BBWS untuk segera menormalisasi aliran sungai serta memperkuat tanggul jebol.
"Kami minta pusat gerak cepat. Ini sudah darurat!" ujar Luthfi.
Bahkan, lokasi-lokasi pengungsian telah disiapkan sejak hari pertama air mulai naik.
Tanggul Sungai Kliteh dan Renggong Jebol
BACA JUGA:Gubernur Jabar Nyemplung Bersihin Sampah Banjir Sukabumi, Netizen Heboh: Ini Aksi atau Gimik?
Tak kalah dramatis, 12 desa di Kabupaten Grobogan kini juga dalam kondisi darurat.
Sejak Jumat (16/5/2025), air terus merangkak naik akibat jebolnya tanggul Sungai Kliteh dan Renggong.
Desa Sukorejo di Kecamatan Tegowanu tercatat sebagai yang paling parah, dengan ketinggian air mencapai 150 cm dan kondisi belum membaik hingga Selasa pagi (20/5/2025).
Selamatkan Warga, Prioritaskan Kelompok Rentan
BACA JUGA:Heboh! Suami Cuek Meski Istri dan Anak Tewas Akibat Banjir Sukabumi, Bikin Warga Geram
Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan menegaskan, instruksi Gubernur sangat jelas.
Yakni menyelamatkan nyawa, baru pikirkan infrastruktur.
Anak-anak, lansia, dan kelompok rentan jadi prioritas evakuasi.
"Tim kami nonstop di lapangan. Data bisa berubah setiap jam, karena banjir ini dinamis dan sangat cepat menyebar," katanya.