Mantan Narapidana Teroris se Sumatera Dikumpulkan di Palembang Oleh Densus 88 AT

Selasa 20 May 2025 - 13:21 WIB
Reporter : Doni Bae
Editor : Doni Bae
Mantan Narapidana Teroris se Sumatera Dikumpulkan di Palembang Oleh Densus 88 AT

BACAKORAN.CO -- Sedikitnya 40 orang eks atau mantan Narapidana Teroris (Napiter) dari wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), Riau, Jambi dan Sumatera Barat, sejak Senin 19 Mei 2025 hingga 23 Mei 2025 di kumpulkan di Palembang, Sumsel.

Selama 5 hari, mantan Napiter itu  diberi pelatihan service air conditioner (AC) yang digelar Detasemen Khusus 88 Anti Teror (AT) bekersajama Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Polda Sumsel serta Astra Internasional.

Puluhan Napiter itu dengan serius mengikuti pelatihan service AC yang di gelar di Sentra Budi Perkasa, Jalan Sosial, Km.5, Sukabangun Kecamatan Sukarami Palembang.

Direktur Densus 88 AT, Brigjen Pol Arif Mahfudiharto,  mengungkapkan, 40 orang eks Napiter dari Sumbagsel tersebut sengaja dikumpulkan untuk mengikuti pelatihan service AC.

BACA JUGA:Ga Kaleng-kaleng Ternyata Kepala BNPT Baru Irjen Eddy Hartono Dulunya Pemburu Ratusan Orang Terduga Terorris

BACA JUGA:Diduga Jual Amunisi ke Teroris di Papua, Polisi Tangkap Polisi

Menurutnya pelatihan itu bagiian dari  proses deradikalisasi para Napiter yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. 

"Ada tiga komponen utama yang diatur dalam undang-undang tersebut yaitu  proses deradikalisasi Kebangsaan, Keagamaan dan terakhir kewirausahaan. Pelatihan servis AC ini memang tidak besar,  tapi timbal baliknya luar biasa,"katanya. 

"Bagi rekan rekan kita yang sudah selesai tugasnya berhadapan dengan hukum, pelatihan ini dapat menjadi bekal dalam kehidupannya kedepan," jelasnya.

Salah satu eks Napiter asal kabupaten Muara Enim Provinsi Sumsel, Budi Setiawan Ismail alias Abu Ghozi, yang baru bebas di 2025 mengatakan,   dulu mereka merupakan eks combatan generasi ke II yang tergabung dalam jaringan organisasi ISIS di Indonesia. 

BACA JUGA:Profil dan Perjalanan Karier Komjen Jusuf Manggabarani Eks Wakapolri, Meninggal di Usia 72 Tahun

BACA JUGA:5 Rekomendasi Drama China Genre Horor Terseram yang Bikin Susah Tidur, Hati-Hati Mengigau!

Dikatakannya, generasi awal ISIS memiliki faham Amerika dan antek anteknya merupakan musuh utama yang harus dihancurkan dengan cara di bom.

Namun digenerasi ke dua, jaringan ini lebih cenderung dengan perekrutan combatan yakni dengan faham khilafah dan serius berkonfrontasi di Konflik Suriah. 

"Saya dulu bergabung selama lima tahun di ISIS dan tertangkap di Turki. Saya keliling di Yaman, Suriah, dan Turki 2013 lalu,"katanya.

Dia mengaku saat ini berprofesi sebagai pekerja buruh serabutan. Dia mengaku saat ini taat dan kembali ke Indonesia dan melepaskan organisasi ISIS yang dianggapnya sudah menyimpang dari ukwah islamiah.

BACA JUGA:8 Rekomendasi Drama China Sad Ending yang Sedih dan Menyayat Hati, Bikin Susah Move On!

BACA JUGA:Ibu Hamil Wajib Cek DTSEN Sebelum Bansos PKH Tahap ke-2 Cair, Lakukan Hal Ini Jika Belum Terdata!

"Dengan pelatihan ini kami sangat terbantu, karena saya punya kewajiban untuk menafkahi anak dan istri saya. Kepada masyarakat saya pesan jangan bergabung dengan orgabisasi teroris," katanya.

Kategori :