
BACA JUGA:8 Rekomendasi Drama China Populer dari Berbagai Genre, Dijamin Seru dan Bikin Gagal Move On!
Jika belum mampu menunaikan ibadah haji secara langsung, yang harus dilakukan adalah niat atau berniat untuk melaksanakan ibadah haji.
Setelah berniat, maka wajib bersungguh-sungguh untuk menunaikan niat tersebut. Jika seseorang berniat haji, setidaknya dia bersungguh-sungguh untuk mempersiapkannya, misalnya dengan menabung agar kelak nanti bisa mendaftar keberangkatan haji.
Dalam pembukaan hadits Arbain karya An-Nawawi, disebutkan sabda Nabi mengenai urgensi niat.
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوُلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ.
BACA JUGA:Berangkat Haji? Jangan Sampai Kena Denda Rp400 Juta Gara-Gara Aturan Baru Ini!
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, sedangkan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang diniatkannya. Maka, barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin diraih atau wanita yang ingin dinikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia berhijrah kepadanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dengan niat yang di tindak lanjuti dengan usaha yang sungguh-sungguh itu, maka bisa tercatat sebagai upaya untuk mendapatkan menunaikan ibadah haji, wallahu 'alam.
Seorang muslim juga dilarang berputus asa untuk bisa menunaikan ibadah haji. Misalnya putus asa karena daftar tunggu yang hingga berupuluh tahun atau putus asa karena biaya yang besar. Sebab putus asa bisa jadi membatalkan niat.
Karena orang yang berhaji bukan saja karena 'mampu' namun bisa jadi karena 'dimampukan Allah swt'