Namun, netizen mempertanyakan mengapa Jokowi tidak melaporkan langsung, melainkan justru relawan dan ormas yang mengambil langkah hukum.
Relawan Pemuda Patriot Nusantara mengklaim tidak ada komunikasi dengan tim hukum Jokowi dalam laporan ini, yang menambah tanda tanya publik.
Sementara itu, isu ijazah palsu Jokowi bukan hal baru.
Laporan bahwa tuduhan ini pertama kali diembuskan oleh Umar Kholid Harahap melalui akun Facebook-nya, dengan narasi bahwa Jokowi menggunakan ijazah SMA palsu saat mendaftar Pilpres 2019.
BACA JUGA:Jokowi Tantang PDIP Ungkap Utusan, Deddy Sitorus Ajak Ngopi!
Tuduhan tersebut menyebut Jokowi bukan lulusan SMA Negeri 6 Solo karena sekolah itu baru berdiri pada 1986, padahal Jokowi lulus pada 1980.
Polisi menyatakan informasi ini sebagai hoaks, dan Umar pun ditangkap sebagai tersangka penyebaran berita bohong.
Di sisi lain, kasus serupa juga melibatkan Zaenal Mustofa (ZM), seorang advokat yang pernah menggugat keabsahan ijazah Jokowi.
ZM ditetapkan sebagai tersangka kasus pemalsuan dokumen oleh Polres Sukoharjo pada 21 April 2025, setelah laporan Asri Purwanti sejak Oktober 2023.
ZM dijerat Pasal 263 ayat 2 KUHP tentang penggunaan surat palsu, dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.
Kasus ini menambah panasnya isu ijazah palsu, yang telah disanggah oleh berbagai pihak, termasuk Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Pusat dan UGM.
Akibat ini netizen ramai mengomentari kasus ijazah palsu Jokowi di media sosial dalam postingan akun X @AdindaZahrany07 yang mempertanyakan kejanggalan laporan ijazah palsu Jokowi.
Ibas laporan viral ijazah palsu ini, Jokowi disebut pinjam tangan orang untuk melaporkan orang yang membuat isu ini muncul.