
Kini, dengan munculnya kasus baru dari Priguna Anugerah Pratama, Pontianak kembali dibayangi oleh label negatif yang sulit dihapus.
Pihak Unpad sendiri sudah mengonfirmasi bahwa terduga pelaku adalah mahasiswa aktif PPDS dan menyatakan menyerahkan kasus ini kepada kepolisian.
Bahkan kasus ini juga mendapat perhatian dr Tirta dan sampai menyebut kalau kasus ini adalah kisah paling memalukan, berikut selengkapnya.
Menurut unggahan tersebut, pelaku memanfaatkan kondisi pasien yang tidak sadar pasca-pemberian midazolam untuk melakukan tindakan keji.
Bahkan, informasi lain menyebutkan bahwa ini bukan kali pertama pelaku melakukan kekerasan seksual selama masa pendidikannya, membuat publik mempertanyakan sistem seleksi dan pengawasan internal kampus serta rumah sakit.
BACA JUGA:Siapa Priguna Anugerah Pratama? Dokter PPDS Diduga Pemerkosaan Pendamping Pasien di RSHS
BACA JUGA:Diperiksa Kejagung, Anak-Istri Bos Sriwijaya Air Hendry Lie Ikut Terseret Kasus Korupsi Timah?
Reaksi keras datang dari masyarakat, termasuk dari tokoh publik seperti dr. Tirta Mandira Hudhi atau lebih dikenal dengan dr. Tirta.
Melalui akun X miliknya @tirta_cipeng, ia menyebut kasus ini sebagai “kisah paling memalukan sepanjang sejarah PPDS.”
“Hal ini bisa menghancurkan trust pasien ke dokter anestesi di seluruh Indonesia. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya dan investigasi harus detail, apakah ada korban-korban lain atau tidak,” tulisnya tegas dalam unggahan tersebut.
“Dukunganku untuk korban dan keluarganya,” tambahnya.
Namun yang menjadi sorotan selanjutnya adalah sikap diam dari pihak Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unpad RSHS.
BACA JUGA:Dokter PPDS FK Unpad Jadi Tersangka Kasus Pemerkosaan Pendamping Pasien, Kini Sudah Ditahan