Harga Beras Melonjak! Ini Dampak Langsung dari Kenaikan Harga Gabah Petani

Harga beras melonjak tajam di Indonesia! Temukan penyebab utamanya dari kenaikan harga gabah petani dan dampaknya terhadap konsumen. --Ig-kabarjepara
BACAKORAN CO - Lonjakan harga beras kembali mengguncang pasar Indonesia, meski stok nasional diklaim melimpah.
Fenomena ini bukan sekadar angka di pasar, melainkan sinyal kuat dari hulu: kenaikan Harga gabah di tingkat petani yang kini menembus batas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Dengan rata-rata harga gabah kering panen (GKP) mencapai Rp6.733/kg, petani memang diuntungkan, namun konsumen harus merogoh kocek lebih dalam.
Kondisi ini memicu efek domino yang tak bisa diabaikan.
BACA JUGA:Harga Beras Tembus Rp17 Ribu! Pedagang Surabaya-Semarang Menjerit
BACA JUGA:Kabar Baik! Bansos Bantuan Pangan Beras 2025 Bakal Cair Mulai Juli 18,3 Juta KPM Dapat 20 Kg Beras
Dari penggilingan padi yang menghadapi lonjakan biaya produksi, hingga distribusi yang makin tak efisien, semua berujung pada satu kenyataan: harga beras naik di 163 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Bahkan di beberapa wilayah zona 3 seperti Maluku dan Papua, harga beras menyentuh angka ekstrem Rp54.000/kg.
Kenaikan Harga Gabah: Awal dari Segalanya
Gabah kering panen (GKP) yang biasanya dibeli dengan harga sekitar Rp 6.500/kg kini melonjak menjadi Rp 6.733/kg.
BACA JUGA:Viral Masjid di Depok Digembok Gegara Banyak Anak Kecil Main, Netizen Marah: Berasa Milik Pribadi!
BACA JUGA:Gile! Hasil Investigasi Beras di Pasar, Kementan Klaim Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99,35 Triliun
Kenaikan ini memang menguntungkan petani, namun berdampak langsung pada rantai distribusi beras.
Biaya penggilingan, logistik, dan distribusi ikut naik, sehingga harga beras di konsumen pun terdongkrak.
Menurut Badan Pangan Nasional, kondisi ini bukan karena kelangkaan pasokan.