PBB Ungkap Daftar Hitam Perusahaan Raksasa Terlibat Genosida di Gaza, Ada Microsoft, Amazon, hingga Booking!

Daftar hitam dalamlaporan PBB ungkap sejumlah perusahaan besar terlibat dalam genosida Israel di Jalur Gaza mulai dari Microsoft, Amazon hingga Booking.--united nations/ist
BACAKORAN.CO – Daftar hitam dalam laporan yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap 60 lebih perusahaan dunia terlibat dalam genosida Israel di Jalur Gaza.
Tak main-main, nama-nama besar seperti Microsoft, Amazon, Google, hingga Booking.com disebut ikut andil dalam mendukung agresi militer dan pendudukan ilegal Israel atas Palestina.
Laporan mengejutkan ini dipublikasikan oleh Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, yang menyatakan jika dukungan perusahaan-perusahaan ini bukan sekadar keterlibatan biasa.
“Perusahaan-perusahaan ini tidak hanya mendukung, tapi sudah tertanam dalam ekonomi genosida,” bunyi kutipan laporan yang dilansir Al Jazeera, Rabu (3/7/2025).
BACA JUGA:Boikot! PBB Bongkar Daftar Perusahaan Global Terlibat Genosida di Gaza
BACA JUGA:Korban Perang Tentara Israel Mencapai 15 Ribu Jiwa Selama Genosidanya di Gaza
Korporasi Senjata dan Alat Berat: ‘Darah di Balik Mesin’
Perusahaan militer kelas dunia seperti Lockheed Martin, Leonardo, HD Hyundai, dan Caterpillar disebut sebagai pemasok utama rudal, howitzer, dan alat berat penghancur rumah warga Palestina.
Mesin berat dari Caterpillar dan Volvo, menurut laporan itu, digunakan untuk meratakan permukiman warga dan membangun pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat.
Big Tech di Balik Layar: Intelijen Digital untuk Perang
BACA JUGA:Baru 25 Menit Berlayar, Apa Penyebab KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali?
BACA JUGA:Banjir & Pohon Tumbang Landa Jakarta! Ini Kronologi dan Titik Terparah
Raksasa teknologi seperti Microsoft, Amazon, Alphabet (Google), dan IBM dituding menyediakan teknologi cloud, pengawasan AI, dan sistem pemrosesan data massal yang digunakan Israel untuk melacak, mengawasi, dan menyerang warga Gaza.
Bahkan Palantir Technologies, disebut menyediakan sistem kecerdasan buatan prediktif untuk mendeteksi dan menetapkan target sasaran militer secara otomatis.
Teknologi yang disebut-sebut digunakan dalam sistem "Lavender" dan "Where’s Daddy?", dua program AI kontroversial Israel dalam perang Gaza.