bacakoran.co

Netizen Kritik Pernyataan Bahlil Sebut Negara-negara yang Hutannya Dibabat Kini Sudah Maju: Beda Kepentingan!

Pernyataan Bahlil soal negara maju babat hutan demi pembangunan picu kritik netizen--Youtube KementerianESDM

BACAKORAN.CO - Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menuai sorotan tajam dari publik. 

Dalam pidatonya di acara Jakarta Geopolitical Forum IX bertema “Geoeconomic Fragmentation and Energy Security” pada Selasa (24/6/2025), Bahlil mengungkapkan keheranannya terhadap pihak-pihak yang kerap memprotes langkah pemerintah dalam mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, termasuk dengan membabat hutan dan melakukan pertambangan.

Menurut Bahlil, langkah Indonesia untuk mengejar nilai tambah melalui pengelolaan sumber daya alam seharusnya tidak dipandang negatif. 

Ia menegaskan bahwa banyak negara maju saat ini dulunya juga melakukan hal serupa demi mendorong pembangunan nasional mereka.

BACA JUGA:Ramai Tagar Save Raja Ampat! Kini Bahlil Ungkap Warga Pulau Gag Desak Lanjutan Proyek Tambang Nikel

BACA JUGA:Heboh! Keluar dari Pintu Belakang, Bahlil Diteriaki Penipu Oleh Demonstran di Bandara DEO Sorong: Tipu Rakyat

“Sebagian negara-negara lain pada saat mereka di era 40-an, 50-an, 60-an, mereka kan punya hutan banyak juga, mereka punya tambang juga banyak, semuanya mereka ambil. Pada saat itu negara mereka belum maju seperti sekarang,” ujar Bahlil.

Bahlil menambahkan, negara-negara tersebut tidak menghadapi protes besar-besaran ketika melakukan eksploitasi. 

Hal inilah yang membuatnya mempertanyakan, mengapa saat Indonesia baru ingin memulai langkah serupa, justru mendapat banyak kritik.

“Pertanyaan saya, siapa yang memprotes mereka di saat itu? Sekarang negara kita, negara berkembang, yang punya sumber daya alam, baru mulai berpikir untuk mencari nilai tambah, demi kesejahteraan rakyat, kok malah dianggap mengganggu. Ada apa di balik ini?” tegasnya.

BACA JUGA:Mengkhawatirkan, DPR Desak Bahlil untuk Stop Aktifitas Tambang di Raja Ampat: Hentikan Permanen!

BACA JUGA:Raja Ampat Tetap Dilindungi, tapi Ada Area Tambang Nikel? Ini Penjelasan Lengkap dari Bahlil

Lebih lanjut, Bahlil yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar menekankan bahwa setiap negara memiliki kedaulatan untuk mengelola sumber daya alamnya. 

Ia menolak anggapan bahwa ada pihak asing yang merasa lebih berhak mengatur arah kebijakan negara lain.

Netizen Kritik Pernyataan Bahlil Sebut Negara-negara yang Hutannya Dibabat Kini Sudah Maju: Beda Kepentingan!

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - pernyataan menteri energi dan sumber daya mineral () bahlil lahadalia menuai sorotan tajam dari publik. 

dalam pidatonya di acara jakarta geopolitical forum ix bertema “geoeconomic fragmentation and energy security” pada selasa (24/6/2025), bahlil mengungkapkan keheranannya terhadap pihak-pihak yang kerap memprotes langkah pemerintah dalam mengeksploitasi kekayaan alam indonesia, termasuk dengan membabat dan melakukan pertambangan.

menurut , langkah indonesia untuk mengejar nilai tambah melalui pengelolaan sumber daya alam seharusnya tidak dipandang negatif. 

ia menegaskan bahwa banyak negara maju saat ini dulunya juga melakukan hal serupa demi mendorong pembangunan nasional mereka.

“sebagian negara-negara lain pada saat mereka di era 40-an, 50-an, 60-an, mereka kan punya hutan banyak juga, mereka punya tambang juga banyak, semuanya mereka ambil. pada saat itu negara mereka belum maju seperti sekarang,” ujar bahlil.

bahlil menambahkan, negara-negara tersebut tidak menghadapi protes besar-besaran ketika melakukan eksploitasi. 

hal inilah yang membuatnya mempertanyakan, mengapa saat indonesia baru ingin memulai langkah serupa, justru mendapat banyak kritik.

“pertanyaan saya, siapa yang memprotes mereka di saat itu? sekarang negara kita, negara berkembang, yang punya sumber daya alam, baru mulai berpikir untuk mencari nilai tambah, demi kesejahteraan rakyat, kok malah dianggap mengganggu. ada apa di balik ini?” tegasnya.

lebih lanjut, bahlil yang juga ketua umum dpp partai golkar menekankan bahwa setiap negara memiliki kedaulatan untuk mengelola sumber daya alamnya. 

ia menolak anggapan bahwa ada pihak asing yang merasa lebih berhak mengatur arah kebijakan negara lain.

“negara-negara di dunia ini harus dihargai kedaulatannya. tidak boleh ada satu negara pun yang merasa lebih kuat dan lebih berhak dibanding negara lain. kita harus membangun kesepahaman bahwa semua negara berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dalam mengelola sumber daya alamnya,” pungkasnya.

namun, pernyataan bahlil itu justru memancing reaksi kritis dari warganet. 

banyak yang menganggap bahwa perbandingan indonesia dengan negara maju tidak bisa disamakan begitu saja, terutama jika melihat dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan di lapangan.

di kolom komentar unggahan akun instagram @medsoszone, netizen ramai-ramai melontarkan pandangan mereka.

"gak usah jauh-jauh.. apa rakyat papua maju? atau makmur karena pertambangan?" komentar akun instagram @rudi***.

"kalau di negara pengelolaan & pemberdayaan tranparan untuk hasilnya makanya rakyatnya juga sejahtera, kalau di kita proyek apapun itu disikat untuk kepentingan golongan tertentu & pribadinya," kata akun instagram @volker***.

"karena negara lain gak di korupsi."

"diindo demi keuntungan pribadi gak sih pak? serius nanya negara lain bisa jadi negara maju dibabat, lah indonesia dengan kekayaannya alam, laut, batubara, nikel, emas tapi sekitar tambang itu ya gitu-gitu aja."

"masalah nya kalian2 aja yang jadi kaya. bukan rakyat yang makmur."

"negara lain mrk menebang hutan, menggali tambang tp hasilnya utk negara bkn utk kantong pribadi, keluarga dan golongan."

Tag
Share