PHK Massal di P&G, 7.000 Karyawan Terdampak, Ini Biang Keroknya?

P&G terpaksa melakukan phk massal yang berdampak pada 7 ribu karyawan imbas dari kondisi ekonomi tidak menentu dan tarif tinggi Donald Trump.--thomasnet/ist
BACAKORAN.CO - Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal menghantam Procter & Gamble (P&G) yang berdampak pada 7 ribu karyawan.
Mereka yang terkena PHK dari jajaran non-manufaktur.
Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi sinyal bahaya bagi stabilitas industri global!
“Langkah ini bukan keputusan ringan. Tapi ini adalah cara kami memastikan P&G tetap kuat dalam dua hingga tiga tahun ke depan,” tegas CFO Andre Schulten dalam pernyataan resmi seperti dilansir dari CNBCIndonesia.
BACA JUGA:Viral Video Karyawan Bank Danamon Diduga Kena PHK Tanpa Pesangon, Pihak Bank Ungkap Faktanya Begini!
Restrukturisasi Total
PHK ini setara dengan 15 persen dari total tenaga kerja kantor P&G secara global, dan dilakukan secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
Bukan hanya angka, ini adalah penggambaran kerasnya tekanan ekonomi dunia terhadap korporasi besar—bahkan sekelas P&G sekalipun.
Di tengah kondisi ekonomi yang digempur tarif tinggi ala era Trump, P&G menanggung kenaikan biaya produksi secara signifikan.
BACA JUGA:Tsunami Tekstil Ilegal! 3 Juta Pekerja Terancam PHK, Industri Garmen Ambruk?
Akibatnya, perusahaan tak punya banyak pilihan selain merombak habis struktur organisasi dan rantai pasokannya.
Biaya Meroket, Pasar Tercekik
Tarif dagang yang masih membekas dari era Presiden Donald Trump menjadi akar dari banyak masalah.
Harga bahan baku melonjak, dan P&G--seperti banyak perusahaan lainnya--terjebak dalam tekanan berat untuk tetap kompetitif.