bacakoran.co

KPAI Ungkap Ada Guru BK Ancam Siswa Tidak Naik Kelas Jika Tidak Mau Dikirim ke Barak Militer, Ini Faktanya!

KPAI Ungkap Temuan Setelah Kunjungan ke Barak Militer untuk Meninjau Program Dedi Mulyadi --Kompas.com

BACAKORAN.CO - KPAI membeberkan temuannya pada suatu sekolah yang gurunya BK memberi ancaman pada siswa tidak akan naik kelas jika tidak mau dikirim ke Barak Militer.

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra membeberkan jika ancaman ini akan dilakukan untuk siswa yang tidak mau mengikuti program tersebut.

Pernyataan ini KPAI ungkap setelah meninjau barak militer di Purwakarta dan Lembang yang merupakan program Gubenur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

"Ada ancaman bahwa siswa yang menolak mengikuti program bisa tidak naik kelas, ini wawancara kita anak-anak di Purwakarta maupun di Lembang," kata Jastra, dalam konferensi pers melalui Zoom, Jumat (16/5/2025).

BACA JUGA:Gercep! Polisi Akhirnya Bertindak Selidiki Oknum di Bali Grup Facebook Fantasi Sedarah, Sosok Ini Dicurigai

BACA JUGA:Kunjungi Barak Militer Bersama Dedi Mulyadi, Komdigi Respon Baik Progam Ini: Ide Tidak Terlalu Menyimpang

Kemudian KPAI menemukan fakta lain dari kunjungan tersebut dan mengungkapkan ada tiga sekolah di Purwakarta tidak mempunyai guru BK.

Dalam temuan fakta ini KPAI justru mempertanyakan siapa yang merekomendasikan pelajar untuk ikut program yang di berikan oleh Dedi Mulyadi.

"Itu jadi pertanyaan kami, rekomendasi ini siapa yang melakukan? Ini tentu harus dilihat lebih jauh sehingga kita tentu bisa merekomendasikan psikolog yang profesional," ujar Jastra.

KPAI juga mencatat bahwa mayoritas siswa yang dikirim ke program pendidikan barak militer berasal dari latar belakang dengan kebiasaan merokok, bolos sekolah, atau pernah terlibat tawuran.

BACA JUGA:Ngga Setuju, Warga Bekasi Laporkan Kang Dedi Mulyadi ke Komnas HAM Terkait Program Kirim ke Barak!

BACA JUGA:Dedi Mulyadi Tuai Kontra Lagi, Komnas HAM Tolak Siswa Nakal Masuk Barak Militer: Bukan Kewenangan TNI!

Tetapi, sekitar 6,7 persen anak menyatakan tidak tahu alasan mereka dikirim ke program tersebut. Bagi KPAI dan ini menjadi tanda bahwa proses seleksi peserta masih bermasalah.

Jasra dengan tegas mengatakan bahwa pentingnya peninjauan ulang dalam ketepatan sasaran dan pendekatan dalam program pendidikan karakter ini.

KPAI Ungkap Ada Guru BK Ancam Siswa Tidak Naik Kelas Jika Tidak Mau Dikirim ke Barak Militer, Ini Faktanya!

Yanti D.P

Yanti D.P


bacakoran.co - kpai membeberkan temuannya pada suatu sekolah yang gurunya bk memberi ancaman pada siswa tidak akan naik kelas jika tidak mau dikirim ke barak militer.

wakil ketua komisi perlindungan anak indonesia (kpai) jasra putra membeberkan jika ancaman ini akan dilakukan untuk siswa yang tidak mau mengikuti program tersebut.

pernyataan ini kpai ungkap setelah meninjau barak militer di purwakarta dan lembang yang merupakan program gubenur jawa barat, dedi mulyadi.

"ada ancaman bahwa siswa yang menolak mengikuti program bisa tidak naik kelas, ini wawancara kita anak-anak di purwakarta maupun di lembang," kata jastra, dalam konferensi pers melalui zoom, jumat (16/5/2025).

kemudian kpai menemukan fakta lain dari kunjungan tersebut dan mengungkapkan ada tiga sekolah di purwakarta tidak mempunyai guru bk.

dalam temuan fakta ini kpai justru mempertanyakan siapa yang merekomendasikan pelajar untuk ikut program yang di berikan oleh dedi mulyadi.

"itu jadi pertanyaan kami, rekomendasi ini siapa yang melakukan? ini tentu harus dilihat lebih jauh sehingga kita tentu bisa merekomendasikan psikolog yang profesional," ujar jastra.

kpai juga mencatat bahwa mayoritas siswa yang dikirim ke program pendidikan barak militer berasal dari latar belakang dengan kebiasaan merokok, bolos sekolah, atau pernah terlibat tawuran.

tetapi, sekitar 6,7 persen anak menyatakan tidak tahu alasan mereka dikirim ke program tersebut. bagi kpai dan ini menjadi tanda bahwa proses seleksi peserta masih bermasalah.

jasra dengan tegas mengatakan bahwa pentingnya peninjauan ulang dalam ketepatan sasaran dan pendekatan dalam program pendidikan karakter ini.

ia menilai, pemaksaan atau tekanan terhadap anak justru berpotensi mencederai prinsip perlindungan anak dan melanggengkan praktik diskriminatif di lingkungan sekolah.

sebelumnya rencana untuk mengirim siswa bermasalah ke barak militer dari gubernur jawa barat, dedi mulyadi sepertinya bukan hanya omong kosong.

pasalnya, pada 1 mei 2025, dedi mulyadi benar-benar mengirimkan siswa bermasalah tersebut ke barak militer.

seperti yang video yang ia upload di tiktoknya sendiri, yang memperlihatkan dirinya mengatakan jika anak-anak yang bermasalah tersebut siap berangkat.

"ya ini siswa-siswi sudah masuk ke mobil resimen 1 kostrad. ya, mereka akan mengikuti pendidikan dan rata-rata adalah tawuran, merokok, bahkan ada yang makai narkoba" ungkapnya dalam video tersebut, dilihat bacakoran.co dari akun tiktok , jum'at (2/5/2025).

dedi resmi kirimkan pelajar 'bermasalah' di kabupaten purwakarta ke barak militer tni ad tepatnya di resimen artileri medan (armed) 1/sthira yudha kostrad di hari ini, kamis, 1 mei 2025.

orang tua pun datang untuk mendampingi hari pertama pendidikan yang dilakukan pelajar kota tasbih ini selama kurang lebih enam bulan.

"ya hari ini saya bersama orang tua yang hari ini, anak-anaknya masuk ke barak resimen armed 1 ya, sthira yudha.

dedi mulyadi pun berdialog dengan salah satu orang tua pelajar kelas ix yang diketahui terlibat tawuran hingga menelan korban luka berat.

"anak-anaknya akan masuk ke barak resimen armed i komplek sthira yudha, nanti enam bulan di sini, semoga bisa jadi tentara nanti, pelatihan dari sekarang," jelas dedi.

gurbernur jawa barat itu pun menyampaikan harapan kepada pelajar yang mengikuti pendidikan di barak militer agar bisa menjadi generasi penerus bangsa yang hebat.

bisa mencapai cita-citanya bahkan bisa mengabdi untuk negara menjadi bagian dari angkatan darat, angkatan laut, angkatan darat dan kepolisian.

"pak danmen saya nitip anak anak harapan bangsa, ya. mudah-mudahan ke depannya bisa masuk akademi angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut, akademi kepolisian, ipdn," ucap dedi.

dengan teruploadnya video ini, warganet ramai-ramai berkomentar mengenai keputusan dedi mulyadi yang benar-benar direalisasikan.

mengirim para siswa bermasalah ke barak militer ini menuai reaksi beragam warganet.

"beneran, kirain gimmick" tulis akun @ref***

"kalo bisa seluruh indonesia seperti ini" tulis akun @ri****

"motivasinya bukan karena benci, tapi ingin memperbaiki dan memberi harapan baru, semoga menjadi baik di kemudian hari" tulis akun @tan****

Tag
Share