bacakoran.co

Detik-Detik Penembakan WNI oleh Aparat Malaysia, Istri Korban Beberkan Pesan Suara Terakhir!

Istri WNI korban penembakan oleh aparat Malaysia yaitu APMM, ungkapkan pesan suara terakhir kabarkan dalam situasi bahaya sebelum detik-detik kejadian penembakan.--istimewa

BACAKORAN.CO – Tragedi penembakan terhadap seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di perairan Malaysia mengungkapkan kisah pilu di baliknya.

Istri korban, Muhammad Hanafiah, menceritakan kronologi sebelum insiden naas itu terjadi.

Menurut pengakuan sang istri, pada Kamis (23/1/2025), Hanafiah sempat menghubunginya untuk memberi tahu jika dirinya sedang menghadapi masalah serius.

Ia meminta istrinya untuk tidak mencoba menghubunginya.

BACA JUGA:Dor! Dor! Insiden Penembakan 5 WNI di Perairan Malaysia Satu Tewas, Kemlu RI Tuntut Penyelidikan

BACA JUGA:5 PMI Ditembak di Perairan Malaysia, 1 Tewas, Indonesia Desak Investigasi Mendalam

Pada keesokan paginya, Jumat (24/1/2025), korban memberi kabar jika ia berencana pulang ke Aceh.

Pada pukul 14.00 wib, Hanafiah mengirimkan pesan suara melalui WhatsApp.

Dalam pesan itu, ia menyampaikan jika kondisinya dalam bahaya.

Ia meminta istrinya melapor ke polisi bahwa dirinya berada di sebuah kapal seorang diri dan meminta agar pihak kepolisian Indonesia menjemputnya di Perairan Dumai.

BACA JUGA:Imigran Arab Saudi Tabrak Kerumunan di Pasar Natal Jerman, 5 Tewas, 200 Luka, Pelaku Anti Islam, Kok Bisa?

BACA JUGA:Pekerja Migran Banjiri Bandara Kuala Lumpur, Sehari Capai 4.500 Orang, Ada Apa?

"Korban bahkan mengirimkan lokasi keberadaannya di wilayah Pulau Carey, yang belakangan diketahui menjadi lokasi penangkapan lima korban lainnya," ungkap istri korban, seperti dikutip dari rilis Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Aceh, Senin (27/1/2025).

Namun, hingga Sabtu (25/1/2025) sore, nomor telepon Hanafiah masih aktif tetapi tak lagi dapat dihubungi.

Detik-Detik Penembakan WNI oleh Aparat Malaysia, Istri Korban Beberkan Pesan Suara Terakhir!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – terhadap seorang warga negara indonesia (wni) di perairan mengungkapkan kisah pilu di baliknya.

istri korban, muhammad hanafiah, menceritakan kronologi sebelum insiden naas itu terjadi.

menurut pengakuan sang istri, pada kamis (23/1/2025), hanafiah sempat menghubunginya untuk memberi tahu jika dirinya sedang menghadapi masalah serius.

ia meminta istrinya untuk tidak mencoba menghubunginya.

pada keesokan paginya, jumat (24/1/2025), korban memberi kabar jika ia berencana pulang ke aceh.

pada pukul 14.00 wib, hanafiah mengirimkan pesan suara melalui whatsapp.

dalam pesan itu, ia menyampaikan jika kondisinya dalam bahaya.

ia meminta istrinya melapor ke polisi bahwa dirinya berada di sebuah kapal seorang diri dan meminta agar pihak kepolisian indonesia menjemputnya di perairan dumai.

"korban bahkan mengirimkan lokasi keberadaannya di wilayah pulau carey, yang belakangan diketahui menjadi lokasi penangkapan lima korban lainnya," ungkap istri korban, seperti dikutip dari rilis balai pelayanan pelindungan pekerja migran indonesia (bp3mi) aceh, senin (27/1/2025).

namun, hingga sabtu (25/1/2025) sore, nomor telepon hanafiah masih aktif tetapi tak lagi dapat dihubungi.

pada malam harinya, nomor tersebut akhirnya tidak aktif.

tragedi di perairan malaysia

bp3mi aceh kemudian mengonfirmasi kepada keluarga bahwa muhammad hanafiah termasuk salah satu korban dalam insiden penembakan oleh aparat malaysia di perairan tanjung rhu, selangor, pada jumat (24/1/2025).

namun, pihak bp3mi masih menunggu kepastian data dari otoritas malaysia.

insiden tersebut diduga melibatkan agensi penguatkuasaan maritim malaysia (apmm) yang mengklaim jika tindakan penembakan dilakukan karena para wni diduga melawan saat dihentikan.

dalam peristiwa ini, satu wni meninggal dunia, sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka.

kedutaan besar republik indonesia (kbri) di kuala lumpur telah mengirimkan nota diplomatik kepada pemerintah malaysia untuk meminta penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.

nota diplomatik ini juga menggarisbawahi dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh apmm.

"kbri telah meminta akses kekonsuleran untuk melihat kondisi para korban luka dan jenazah korban yang meninggal," demikian pernyataan resmi kementerian luar negeri ri.

pihak berwenang terus pantau kasus

kementerian luar negeri ri menyatakan akan terus memantau kasus ini dan memastikan para korban mendapatkan bantuan kekonsuleran yang diperlukan.

sementara itu, data para korban masih dalam tahap pendalaman oleh pihak berwenang malaysia.

"kami terus berkoordinasi dengan perwakilan ri di malaysia untuk memastikan bahwa hak-hak para korban terlindungi," ujar pihak bp3mi aceh.

Tag
Share