bacakoran.co

Harga Tiket Pesawat Masih Mahal di 2025, Bos Garuda Ungkap Biang Keroknya!

Harga tiket pesawat masih mahal di 2025 dipengaruhi sejumlah komponen utama, khususnya biaya avtur dan sewa pesawat.--istimewa

BACAKORAN.CO – Tingginya harga tiket pesawat menjadi tantangan bagi perkembangan bisnis penerbangan di Tanah Air.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan harga tiket pesawat, khususnya rute domestik belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Harga tiket pesawat masih mahal meski telah memasuki tahun 2025.

Terkait masih mahalnya harga tiket pesawat, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan ungkap biang keroknya.

BACA JUGA:Pemerintah Berupaya Turunkan Harga Tiket Pesawat Saat Lebaran, Mungkinkah?

BACA JUGA:Boro-boro Turun, Harga Tiket Pesawat Malah Makin Mahal Tahun Depan, Ada Apa?

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Wamildan menjelaskan tingginya tarif tiket pesawat dipengaruhi oleh beberapa komponen biaya utama.

Menurut Wamildan, dua faktor terbesar yang memengaruhi harga tiket adalah avtur dan biaya sewa pesawat.

Ia menyebutkan, avtur menyumbang hingga 35 persen dari total tarif tiket pesawat, sedangkan biaya sewa pesawat mencapai 30 persen.

Di mana untuk biaya sewa pesawat, satu unit pesawat saja membutuhkan biaya sekitar 300 ribu dolar Amerika Serikat (AS) per bulan.

BACA JUGA:3 Alasan Harga Tiket Pesawat Domestik Semakin Meroket, Begini Penjelasan Bos Garuda Indonesia

BACA JUGA:Lion Air Group Diduga Lakukan Monopoli Harga Tiket Pesawat, KPPU Ungkap Indikasinya, Segera Mulai Penyidikan!

“Jadi, dua komponen ini yang paling berat dirasakan oleh maskapai," terang Wamildan.

Biaya Lain yang Memberatkan Maskapai

Harga Tiket Pesawat Masih Mahal di 2025, Bos Garuda Ungkap Biang Keroknya!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – tingginya menjadi tantangan bagi perkembangan bisnis penerbangan di tanah air.

berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan harga tiket pesawat, khususnya rute domestik belum menunjukkan hasil yang signifikan.

harga tiket pesawat masih mahal meski telah memasuki tahun 2025.

terkait masih mahalnya harga tiket pesawat, direktur utama wamildan tsani panjaitan ungkap biang keroknya.

dalam rapat dengar pendapat (rdp) bersama komisi v dpr ri di jakarta, wamildan menjelaskan tingginya tarif tiket pesawat dipengaruhi oleh beberapa komponen biaya utama.

menurut wamildan, dua faktor terbesar yang memengaruhi harga tiket adalah avtur dan biaya sewa pesawat.

ia menyebutkan, avtur menyumbang hingga 35 persen dari total tarif tiket pesawat, sedangkan biaya sewa pesawat mencapai 30 persen.

di mana untuk biaya sewa pesawat, satu unit pesawat saja membutuhkan biaya sekitar 300 ribu dolar amerika serikat (as) per bulan.

“jadi, dua komponen ini yang paling berat dirasakan oleh maskapai," terang wamildan.

biaya lain yang memberatkan maskapai

selain dua komponen utama tersebut, wamildan memaparkan jika maskapai juga harus menanggung sejumlah biaya tambahan yang sebagian besar dikenakan pajak. biaya-biaya tersebut meliputi:  

1. layanan bandara

2. biaya lepas landas dan pendaratan (take-off landing fee)

3. biaya sewa ruangan di bandara

4. bea masuk suku cadang pesawat

"semua transaksi terkait avtur, layanan bandara, hingga sewa ruangan di bandara dikenakan pajak. bahkan, suku cadang yang kami impor ke indonesia pun terkena bea masuk dan pajak. ini semua menjadi beban tambahan bagi maskapai," jelasnya.

rasio biaya vs pendapatan: tantangan besar bagi maskapai

wamildan mengakui jika beban biaya operasional maskapai sangat tinggi.

hal ini tercermin dari rasio biaya terhadap pendapatan yang mencapai 94 persen.

kondisi ini membuat margin keuntungan maskapai menjadi sangat tipis, terutama bagi maskapai layanan penuh seperti garuda indonesia.

"sebagai maskapai full-service, kami harus memberikan layanan terbaik, termasuk menyediakan makanan dan camilan selama penerbangan. dengan rasio biaya terhadap pendapatan sebesar 94%, ruang untuk margin keuntungan menjadi sangat kecil," ungkapnya.

solusi untuk menekan harga tiket?  

meski tantangan operasional sangat besar, wamildan menyampaikan pentingnya kolaborasi antara maskapai, pemerintah, dan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi guna menekan biaya operasional.

sehingga harga tiket pesawat dapat lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Tag
Share