BACA JUGA:Viral! Hujan Lebat Lumpuhkan Bali, Mobil Terjebak dan Motor Listrik Tenggelam
Dalam pertemuan tersebut, Irwan Arianto menyatakan bertanggung jawab penuh atas biaya pengobatan dan perbaikan kendaraan korban.
Yang mengejutkan, pengemudi S-Presso, Jovans Akbar, juga menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
Ia mengakui bahwa unggahannya di media sosial telah memicu opini liar dan menyebarkan data pribadi yang tidak relevan.
Ia pun sepakat untuk menghapus konten tersebut demi menjaga kondusivitas.
BACA JUGA:Rem Blong atau Salah Injak? Mobil Tabrak RS di Subang, Simak Kronologinya di Sini!
BACA JUGA:Terekam Kamera! Mobil Terjun Bebas ke Atap Rumah di Balikpapan, Begini Kronologinya
Reaksi Netizen dan Pelajaran Berharga
Video klarifikasi yang diunggah ke media sosial langsung menuai beragam reaksi.
Banyak netizen yang awalnya mengecam keras tindakan Camat Wanareja, kini justru mengapresiasi sikap tanggung jawab dan permintaan maaf terbuka dari kedua belah pihak.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya etika bermedia sosial.
BACA JUGA:Viral! Mobil Pikap Terbakar Hebat di Tengah Jalan, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Duar! Minibus Terobos Lampu Merah, Tabrak Mobil Boks hingga Terbalik di Tengah Jalan
Di era digital, informasi bisa menyebar dalam hitungan detik, namun belum tentu mencerminkan keseluruhan fakta.
Klarifikasi dan penyelesaian damai seperti ini menjadi contoh positif bahwa konflik bisa diselesaikan secara kekeluargaan tanpa memperkeruh suasana.
Akhir dari kasus viral antara Fortuner Camat Wanareja dan Suzuki S-Presso bukan hanya menjadi pelajaran tentang tanggung jawab di jalan raya, tetapi juga tentang pentingnya etika bermedia sosial.
Klarifikasi dari kedua belah pihak, permintaan maaf terbuka, serta penyelesaian secara kekeluargaan menunjukkan bahwa konflik sebesar apa pun bisa diredam dengan komunikasi dan niat baik.