
BACAKORAN.CO – Mata uang rupiah kembali terpuruk hingga menyentuh Rp16.611 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (25/3/2025).
Pencapaian ini merupakan rekor terendah sejak krisis moneter 1998 yang kala itu mencapai Rp16.800 per dolar AS.
Bahkan, pada pukul 10.00 wib, rupiah sempat menyentuh Rp16.635 per dolar AS di tengah sesi perdagangan.
Namun, ada sedikit kabar baik pagi ini.
BACA JUGA:Danantara Resmi Meluncur, Rupiah Malah Keok, Dolar AS Tembus Segini!
BACA JUGA:Sentimen Internal Buat Rupiah Makin Loyo ke Rp16.179 per USD Pagi Ini, Begini Prediksi Pakar!
Pada pembukaan perdagangan Rabu (26/3/2025), rupiah mengalami penguatan tipis sebesar 8 poin atau 0,05 persen, dibuka di Rp16.604 per dolar AS.
Penyebab Rupiah Tertekan: Kombinasi Faktor Global dan Domestik
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengungkapkan jika pelemahan rupiah dipicu oleh sentimen dari dalam dan luar negeri.
Dari sisi global, data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan menambah tekanan pada rupiah.
BACA JUGA:Saham, Obligasi, dan Rupiah Kompak Ambruk, Ini Penyebabnya!
Salah satunya adalah laporan PMI sektor jasa yang lebih tinggi dari ekspektasi, meningkatkan permintaan dolar AS menjelang libur panjang.
Tak hanya itu, komentar hawkish dari anggota Federal Open Market Committee (FOMC), Raphael Bostic, turut memperburuk situasi.
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa The Fed mungkin hanya akan memangkas suku bunga sekali tahun ini, membuat dolar AS semakin perkasa dan rupiah semakin melemah.