Terkait Demo, Sekjen Kemendikti Saintek Sebut Masalah Menteri Satryo dan Neni Telah Usai: Tidak Ada Pemecatan

Selasa 21 Jan 2025 - 10:39 WIB
Reporter : Yanti D.P
Editor : Yanti D.P

BACA JUGA:TERUNGKAP! Ini Pemicu Aksi Demo ASN di Kemendikti hingga Tuding Satryo Menteri Dzalim, Suka Main Tampar!

BACA JUGA:Pendemo di Kemendikti Minta Bantuan Presiden Prabowo, Minta Menteri Dicopot Karena Suka Tampar Pegawai

Neni menyebutkan, permasalahannya dan Prof. Satryo berawal dari meja yang harus ia letakkan di ruang kerja Prof. Satryo yang ternyata dianggap tidak sesuai oleh istri Prof. Satryo. 

"Waktu itu permintaan mengganti meja itu dari istrinya sih karena waktu itu ke kantor, habis pelantikan beres-beres, kata sekretaris yang sekarang sudah dipecat itu bilang kayak gitu," kata Neni, Dikutip Bacakoran.co dari Tribunsumsel, Senin (20/1/2025).

"Saya emang enggak tahu apa-apa, cuma besoknya dipanggil gitu aja dipanggil langsung dimarahi," ucap dia. 

Kemudian Neni Herlina merasa bingung dan takut bagaimana harus bersikap di kantor harus bekerja ke kantor atau tidak.

BACA JUGA:Demo di Kemendikti: Kami ASN Dibayar oleh Negara, Kerja untuk Negara, Bukan Babu Keluarga!

BACA JUGA:Parah! Puluhan Ribu Mangrove Pulau Pari Diduga Dirusak Oleh Ekskavator, Meresahkan Warga dan Nelayan

"Enggak ada SK-nya juga cuman maksudnya sudah keterlaluan aja di depan anak magang, di depan staf-staf saya, gitu. Mempermalukan saya kan," pungkas Neni.

Sebelumnya ratusan pegawai berkumpul melakukan aksi demo di depan kantor Kemendikti Saintek di Jalan Pintu Senayan, Jakarta.

Sekitar 235 pegawai Kemendikti meminta bantuan Presiden Prabowo Subianto mendesak pencopotan Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro karena dugaan perilaku kasar, termasuk menampar pegawai. 

Dengan mengenakan busana serba hitam para pegawai Kemendikti menyampaikan ketidakpuasan mereka terhadap Menteri Dikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Protes ini disertai dengan berbagai spanduk yang menyuarakan ketidakpuasan dan tuntutan mereka.

Salah satu spanduk tersebut berisi pesan tegas: "Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo & istri," menandakan adanya kekecewaan terhadap kepemimpinan yang dianggap otoriter dan terlalu melibatkan keluarga dalam urusan kementerian.

BACA JUGA:Usai Dilantik, Trump Pertimbangkan Relokasi Warga Gaza ke Luar Palestina, Ada Indonesia!

BACA JUGA:Demo di Kemendikti: Kami ASN Dibayar oleh Negara, Kerja untuk Negara, Bukan Babu Keluarga!

Kategori :