Menterinya Kabur Naik Mobil Saat Dikepung Pegawai Kemendikti, Demo Tetap Berlanjut

Senin 20 Jan 2025 - 18:40 WIB
Reporter : Chairil
Editor : Chairil

BACAKORAN.CO - Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi (Dikti), Sains, dan Teknologi menjadi viral di media sosial.

Dalam unjuk rasa tersebut, para pegawai yang mengenakan pakaian serba hitam membawa sejumlah spanduk dengan pesan tajam yang menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan pimpinan kementerian.

Dalam video yang diunggah oleh pengguna akun X (sebelumnya Twitter) bernama Buya Eson @Emerson_Yuntho, tampak para pegawai menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di depan kantor kementerian.

Spanduk yang dibawa mereka bertuliskan pesan-pesan protes, seperti “Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri” dengan tagar #lawan #menteridzalim, serta “Kami ASN, dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan babu keluarga.”

BACA JUGA:Kemendikti Saintek Buka Suara Terkait Demo Pegawai ASN Terhadap Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro

BACA JUGA:Kronologi Lengkap Awal Mula Terjadinya Unjuk Rasa di Kemendikti, ASN Mengaku Dibentak dan Diusir

Nama Satryo dalam spanduk merujuk pada Prof. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Dikti Sains dan Teknologi.

Protes ini diduga mencerminkan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan sang menteri, yang dalam spanduk lain juga dituduh sebagai “menteri pemarah” yang “suka main tampar dan main pecat.”

Saat aksi berlangsung, suasana memanas ketika Menteri Satryo dikabarkan meninggalkan kantor menggunakan mobil dinas.

Beberapa demonstran berusaha menghadang kendaraan menteri, namun upaya mereka gagal.

BACA JUGA:ASN yang Diduga Dipecat Secara Sepihak Oleh Kemendikti Saintek, Ungkap Awal Pemecatan Melalui WhatsApp

BACA JUGA:Aksi Demo Ratusan Pegawai ASN Soal Pemecatan Mendadak, Kemendiktisaintek Siap Buka Dialog Terbuka

Sang menteri berhasil keluar dari lokasi di tengah kepungan massa.

Selain spanduk, para demonstran juga memasang papan bunga bertuliskan “Luka satu adalah luka kita semua, ketidakadilan pada satu adalah ancaman bagi kita semua,” menandakan rasa solidaritas mereka terhadap rekan-rekan yang merasa diperlakukan tidak adil.

Pihak Kemendikti Sains dan Teknologi juga belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.

Kategori :