Di sisi lain, Hamas menyatakan telah sepakat dengan poin-poin yang diajukan.
BACA JUGA:Update! 7 Fakta Baru Menarik Gencatan Senjata Israel-Hamas, Mimpi Perdamaian atau Sekadar Janji?
Penolakan dari beberapa anggota kabinet, termasuk Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir, memperburuk situasi.
Ben-Gvir bahkan mengancam akan keluar dari pemerintahan jika gencatan senjata disetujui.
Serangan terbaru Israel terjadi di tengah upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan.
Pejabat kesehatan Gaza melaporkan bahwa korban serangan mencakup perempuan dan anak-anak.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Israel-Gaza Akan Dilakuakn Dalam Beberapa Fase, Begini Menurut Petinggi Hamas
Menambah panjang daftar warga sipil yang menjadi korban konflik berkepanjangan ini.
Sementara itu, militan Gaza juga meluncurkan serangkaian roket ke wilayah Israel pada Kamis malam.
Meski serangan ini tidak menimbulkan korban jiwa, ketegangan semakin memuncak.
Di media sosial, warga Gaza mengimbau satu sama lain untuk tetap waspada, mengantisipasi kemungkinan peningkatan intensitas serangan sebelum gencatan senjata mulai berlaku.
BACA JUGA:Kurang AJar! Israel Dianggap Tak Peduli Pengumuman Gencatan Senjata, 82 Warga Gaza Dikabarkan Tewas
Serangan terus-menerus ke Gaza tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Fasilitas kesehatan kewalahan menangani korban luka-luka, sementara akses ke kebutuhan dasar seperti air bersih dan listrik semakin terbatas.
Ketidakpastian terkait pelaksanaan gencatan senjata ini menambah penderitaan warga Gaza, yang telah lama hidup di bawah blokade.
Dengan serangan terbaru ini, upaya untuk mencapai perdamaian kembali menghadapi jalan terjal.