bacakoran.co

Mengapa Gula dan Garam Harus Dibatasi Agar Hidup Lebih Sehat? Begini Risikonya untuk Kesehatan Jantung!

Mengapa Gula dan Garam Harus Dibatasi?--Freepik.com

BACAKORAN.CO - Dalam kehidupan sehari-hari, hampir tidak ada masakan yang lepas dari penggunaan gula dan garam.

Kedua bahan ini memang berfungsi penting untuk memberikan rasa, membuat makanan lebih lezat, dan bahkan menjadi ciri khas kuliner di berbagai budaya.

Namun, di balik manfaatnya, konsumsi berlebihan justru bisa menimbulkan masalah kesehatan serius.

Gula dan garam yang dikonsumsi terlalu banyak dapat memengaruhi tekanan darah, memicu peradangan, serta meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular jangka panjang.

Oleh karena itu, meskipun keduanya adalah bumbu dapur yang sederhana, penggunaannya tetap harus dibatasi.

Dampak Gula terhadap Kesehatan Jantung

BACA JUGA:6 Tips Pola Makan Sehat untuk Penderita Diabetes agar Gula Darah Stabil

BACA JUGA:Benarkah Nasi Putih yang Dingin Bisa Bantu Kontrol Gula Darah untuk Penderita Diabetes? Ini Fakta Medisnya

Gula berlebih tidak hanya meningkatkan kadar glukosa darah, tetapi juga membawa konsekuensi lain yang berhubungan dengan metabolisme tubuh.

1. Sindrom Metabolik

Konsumsi gula tinggi dalam jangka panjang dapat memicu obesitas, resistensi insulin, diabetes tipe 2, hingga penyakit hati berlemak non-alkohol.

Kondisi ini dikenal sebagai sindrom metabolik, yang ditandai dengan meningkatnya trigliserida, menurunnya kolesterol baik (HDL), tekanan darah tinggi, serta peradangan sistemik.

Semua faktor tersebut menjadi pemicu utama penyakit arteri koroner dan serangan jantung.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa orang dewasa yang sering mengonsumsi minuman manis memiliki risiko lebih dari 12 persen lebih tinggi terkena hipertensi dan penyakit jantung dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.

2. Membebani Jantung

Mengapa Gula dan Garam Harus Dibatasi Agar Hidup Lebih Sehat? Begini Risikonya untuk Kesehatan Jantung!

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - dalam kehidupan sehari-hari, hampir tidak ada masakan yang lepas dari penggunaan gula dan garam.

kedua bahan ini memang berfungsi penting untuk memberikan rasa, membuat makanan lebih lezat, dan bahkan menjadi ciri khas kuliner di berbagai budaya.

namun, di balik manfaatnya, konsumsi berlebihan justru bisa menimbulkan masalah kesehatan serius.

gula dan garam yang dikonsumsi terlalu banyak dapat memengaruhi tekanan darah, memicu peradangan, serta meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular jangka panjang.

oleh karena itu, meskipun keduanya adalah bumbu dapur yang sederhana, penggunaannya tetap harus dibatasi.

dampak gula terhadap kesehatan jantung

gula berlebih tidak hanya meningkatkan kadar glukosa darah, tetapi juga membawa konsekuensi lain yang berhubungan dengan metabolisme tubuh.

1. sindrom metabolik

konsumsi gula tinggi dalam jangka panjang dapat memicu obesitas, resistensi insulin, diabetes tipe 2, hingga penyakit hati berlemak non-alkohol.

kondisi ini dikenal sebagai sindrom metabolik, yang ditandai dengan meningkatnya trigliserida, menurunnya kolesterol baik (hdl), tekanan darah tinggi, serta peradangan sistemik.

semua faktor tersebut menjadi pemicu utama penyakit arteri koroner dan serangan jantung.

sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam the american journal of clinical nutrition menunjukkan bahwa orang dewasa yang sering mengonsumsi minuman manis memiliki risiko lebih dari 12 persen lebih tinggi terkena hipertensi dan penyakit jantung dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.

2. membebani jantung

gula berlebih dapat meningkatkan kebutuhan oksigen pada otot jantung, mempercepat denyut nadi, dan membuat tekanan darah lebih bervariasi.

kondisi ini menambah beban kerja jantung dan sistem arteri, sehingga memperbesar risiko gangguan kardiovaskular.

3. pengerasan arteri

konsumsi gula yang berlebihan juga memicu peradangan kronis tingkat rendah.

peradangan ini menjadi jalur utama menuju aterosklerosis, yaitu pengerasan dan penyempitan arteri.

jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa menyebabkan pecahnya plak dan berujung pada serangan jantung.

dampak garam terhadap kesehatan

selain gula, garam juga memiliki peran penting dalam fungsi fisiologis tubuh.

namun, jika dikonsumsi berlebihan, garam dapat menimbulkan efek buruk yang tidak kalah serius.

1. meningkatkan tekanan darah

asupan natrium yang tinggi membuat tubuh menahan lebih banyak air.

akibatnya, volume darah meningkat dan tekanan pada dinding arteri bertambah.

kondisi ini menjadi penyebab utama hipertensi, yang merupakan faktor risiko dominan untuk serangan jantung, stroke, dan gagal jantung di seluruh dunia.

2. pembentukan plak pada arteri

konsumsi garam berlebih dalam jangka panjang membuat pembuluh darah menjadi kaku.

jantung pun harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga ukurannya bisa membesar.

lapisan arteri yang terus-menerus tertekan akhirnya rentan mengalami kerusakan dan pembentukan plak.

jika plak menumpuk, aliran darah bisa terganggu dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

mengapa perlu membatasi konsumsi?

gula dan garam memang tidak bisa sepenuhnya dihindari karena keduanya memiliki fungsi penting dalam tubuh.

gula menjadi sumber energi, sementara garam berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dan fungsi saraf.

namun, konsumsi yang berlebihan justru mengubah manfaat tersebut menjadi ancaman.

organisasi kesehatan dunia (who) merekomendasikan agar konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 10 persen total energi harian, dan asupan garam dibatasi sekitar 5 gram per hari.

dengan mengikuti pedoman ini, risiko penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi dapat ditekan.

membatasi konsumsi keduanya bukan berarti menghilangkan rasa pada makanan, melainkan menjaga keseimbangan agar tubuh tetap sehat.

dengan pola makan yang lebih bijak, kita bisa menikmati masakan lezat sekaligus melindungi kesehatan jantung dan pembuluh darah dalam jangka panjang.

Tag
Share