bacakoran.co

Viral! Oxford Tuai Kritik Usai Lupakan Peneliti Indonesia dalam Penemuan Rafflesia Hasseltii

Penemuan Rafflesia hasseltii di Sumatera Barat jadi sorotan global, Oxford dikritik karena tak sebut peneliti Indonesia/Kolase Bacakoran.co--Instagram @lambe_turah

BACAKORAN.CO — Penemuan bunga langka Rafflesia hasseltii di hutan Sijunjung, Sumatera Barat, kembali menegaskan kekayaan biodiversitas Indonesia. 

Bunga raksasa yang dikenal sebagai salah satu puspa langka dunia ini ditemukan melalui ekspedisi kolaboratif antara The University of Oxford Botanic Garden and Arboretum, Program RIIM Ekspedisi, serta dukungan BRIN, Universitas Bengkulu, dan Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu.

Namun, di balik euforia ilmiah atas temuan tersebut, muncul kontroversi yang memicu perdebatan publik. 

Unggahan resmi Universitas Oxford di platform X dianggap mengabaikan peran penting peneliti Indonesia yang turut serta dalam ekspedisi.

Unggahan Oxford Picu Kritik

BACA JUGA:Kasasi Ditolak, Anak Koruptor Mario Dandy Tetap Dihukum 6 Tahun Penjara Kasus Pencabulan!

BACA JUGA:Xiaomi 17 Series Calon Raja Baru! Desain Inovatif yang Bikin iPhone 17 Terlihat Biasa

Dalam unggahan akun resmi @UniversityofOxford, disebutkan bahwa peneliti Oxford, Chris Thorogood, menjadi bagian dari tim yang menjelajahi hutan hujan Sumatra “yang dijaga harimau siang dan malam” demi menemukan Rafflesia hasseltii.

"Kemarin, @thorogoodchris1 dari Oxford Botanic Garden's menjadi bagian dari tim yang menjelajahi hutan hujan Sumatra (sebuah pulau di Indonesia) yang dijaga harimau siang dan malam untuk menemukan Rafflesia hasseltii," tulis akun tersebut, Senin (24/11/2025).

Unggahan itu juga menampilkan video dokumentasi penemuan bunga. Dalam rekaman, terlihat seorang pria asal Indonesia menangis haru sambil berkata, “Terima kasih Pak Iwan.” 

Thorogood kemudian menimpali dengan kalimat singkat penuh emosional, “We made it.”

Meski menampilkan momen penuh makna, unggahan tersebut tidak menyebutkan nama peneliti Indonesia yang ikut serta. 

Hal ini memicu reaksi keras dari netizen tanah air.

Anies Baswedan Angkat Suara

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, turut menyoroti hal ini. 

Melalui akun X pribadinya, ia menegaskan bahwa peneliti Indonesia memiliki peran krusial dalam ekspedisi tersebut dan layak mendapatkan pengakuan.

Viral! Oxford Tuai Kritik Usai Lupakan Peneliti Indonesia dalam Penemuan Rafflesia Hasseltii

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co — penemuan bunga langka rafflesia hasseltii di hutan sijunjung, sumatera barat, kembali menegaskan kekayaan biodiversitas indonesia. 

bunga raksasa yang dikenal sebagai salah satu puspa langka dunia ini ditemukan melalui ekspedisi kolaboratif antara the university of oxford botanic garden and arboretum, program riim ekspedisi, serta dukungan , universitas bengkulu, dan komunitas peduli puspa langka bengkulu.

namun, di balik euforia ilmiah atas temuan tersebut, muncul kontroversi yang memicu perdebatan publik. 

unggahan resmi universitas oxford di platform x dianggap mengabaikan peran penting indonesia yang turut serta dalam ekspedisi.

unggahan oxford picu kritik

dalam unggahan akun resmi @universityofoxford, disebutkan bahwa peneliti oxford, chris thorogood, menjadi bagian dari tim yang menjelajahi hutan hujan sumatra “yang dijaga harimau siang dan malam” demi menemukan rafflesia hasseltii.

"kemarin, @thorogoodchris1 dari oxford botanic garden's menjadi bagian dari tim yang menjelajahi hutan hujan sumatra (sebuah pulau di indonesia) yang dijaga harimau siang dan malam untuk menemukan rafflesia hasseltii," tulis akun tersebut, senin (24/11/2025).

unggahan itu juga menampilkan video dokumentasi penemuan bunga. dalam rekaman, terlihat seorang pria asal indonesia menangis haru sambil berkata, “terima kasih pak iwan.” 

thorogood kemudian menimpali dengan kalimat singkat penuh emosional, “we made it.”

meski menampilkan momen penuh makna, unggahan tersebut tidak menyebutkan nama peneliti indonesia yang ikut serta. 

hal ini memicu reaksi keras dari netizen tanah air.

anies baswedan angkat suara

mantan gubernur dki jakarta, anies baswedan, turut menyoroti hal ini. 

melalui akun x pribadinya, ia menegaskan bahwa peneliti indonesia memiliki peran krusial dalam ekspedisi tersebut dan layak mendapatkan pengakuan.

"kepada @uniofoxford, para peneliti indonesia kita - joko witono, septi andriki, dan iswandi - bukanlah npc. sebutkan juga nama mereka," tulis anies.

istilah “npc” (non-playable character) yang digunakan anies merujuk pada karakter figuran dalam permainan video, yang menyiratkan bahwa peneliti lokal tidak boleh diperlakukan hanya sebagai pelengkap. 

pernyataan ini segera viral dan memperkuat tuntutan agar oxford memberikan pengakuan penuh terhadap kontribusi ilmuwan indonesia.

peneliti brin ceritakan tantangan riset

salah satu peneliti yang disebut anies, joko ridho witono dari pusat riset biosistematika dan evolusi brin, membagikan pengalamannya di lapangan. 

ia menekankan bahwa penemuan rafflesia hasseltii semakin meneguhkan posisi indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman rafflesia tertinggi di dunia.

"hingga kini, tercatat ada 16 jenis rafflesia yang telah terdata di indonesia," jelas joko. 

dari jumlah tersebut, tim brin telah mengantongi 13 sampel untuk dianalisis dna-nya. 

analisis ini bertujuan memastikan konservasi rafflesia di habitat asli.

"kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami memahami hubungan kekerabatan genetik antarjenis rafflesia dan memastikan konservasinya di habitat asli," katanya, dikutip dari laman resmi brin, senin (24/11/2025).

joko juga menuturkan bahwa riset terhadap rafflesia menghadapi tantangan besar. 

bunga holoparasit ini hanya mekar beberapa hari, tumbuh di lokasi terpencil, dan sulit dipindahkan. 

“dibutuhkan informasi akurat dari komunitas lokal agar penelitian tidak sia-sia,” tambahnya.

peran komunitas lokal

kontribusi komunitas lokal juga tak kalah penting. 

salah satu anggota komunitas peduli puspa langka bengkulu, septian riki, bahkan viral di media sosial setelah videonya menangis haru melihat bunga rafflesia hasseltii mekar di habitat asli beredar luas. 

momen emosional itu memperlihatkan betapa besar keterlibatan masyarakat dalam menjaga puspa langka indonesia.

kontroversi ini menyoroti isu etika dalam kolaborasi riset internasional. 

publik indonesia menuntut agar peneliti lokal tidak hanya dijadikan “tim pendukung” tanpa pengakuan, melainkan mitra sejajar yang perannya diakui secara resmi.

hingga berita ini diturunkan, pihak universitas oxford belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik dan tuntutan agar nama peneliti indonesia dicantumkan dalam publikasi mereka.

Tag
Share