Viral! Anak Polisi Akui Gunakan AI untuk Edit dan Sebarkan Video Cabul Guru dan Siswi SMA di Semarang
Mahasiswa Hukum Undip, Chiko Radityatama, akui sebar video cabul siswi dan guru SMAN 11 Semarang dengan teknologi AI. Kasus deepfake ini gegerkan publik./Kolase Bacakoran.co--Instagram @sman11semarang.official
BACAKORAN.CO — Dunia pendidikan di Jawa Tengah diguncang oleh skandal penyebaran konten cabul berbasis kecerdasan buatan (AI) yang melibatkan seorang alumnus SMA Negeri 11 Semarang.
Sosok Chiko Radityatama Agung Putra, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip), menjadi sorotan publik setelah mengakui dirinya sebagai pelaku penyebaran video dan foto cabul hasil rekayasa AI yang menggunakan wajah sejumlah siswi, guru perempuan, dan alumni sekolah tersebut.
Kronologi Kasus Deepfake AI SMAN 11 Semarang
Kasus ini pertama kali mencuat melalui media sosial X (dulu Twitter), ketika akun @col*** mengunggah cuitan panjang yang mengungkap dugaan pelecehan seksual digital terhadap banyak korban.
Dalam unggahannya, akun tersebut menulis:
"aku di sini mau speak up tentang kasus yang lagi rame tentang pelecahan seksual pelakunya anak fh undip, temen-temen aku banyak yang jadi korban dan bahkan ada video aku tiktokan sama temen aku juga disitu, yang nanya kronologi nya gimana, aku bantu jelasin disini," tulisnya, dikutip Bacakoran.co dari detikJateng, Selasa (14/10/2025).
BACA JUGA:Viral, Anak Polisi Hajar Guru Wakasek di Ruang BK, Ayah Minta Maaf!
BACA JUGA:Plot Twist! Guru Honorer Supriyani yang Diduga Aniaya Anak Polisi Ternyata Bukan Pengajarnya
Unggahan tersebut memicu perhatian publik dan media, hingga akhirnya Chiko Radityatama membuat video klarifikasi dan permintaan maaf yang diunggah melalui akun Instagram resmi sekolah @sman11semarang.official.
Dalam video berdurasi sekitar dua menit itu, Chiko menyampaikan:
"Saya ingin meminta permohonan maaf atas perbuatan saya, yang di mana saya telah mengedit, meng-upload foto maupun video teman-teman tanpa izin pada akun Twitter saya."
Ia juga mengakui dampak buruk dari tindakannya terhadap reputasi sekolah.
"Saya menyadari bahwa perbuatan saya telah menimbulkan dampak negatif bagi sekolah SMA Negeri 11 Semarang."