Pahit! Starbucks Tutup Ratusan Gerai dan PHK Massal Gegara Penjualan Anjlok!
Anjloknya penjualan dan keputusan restrukturisasi jumbo senilai Rp16,7 T, memaksa Starbucks tutup ratusan gerai dan lakukan PHK massal terhadap karyawannya di Amerika Utara.--starbucks/ist
BACAKORAN.CO - Nasib seperti pahitnya rasa kopi dirasakan Starbucks yang terpaksa menutup ratusan gerai di Amerika Utara dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap karyawannya.
Langkah Starbucks ini menyusul diumumkannya restrukturisasi jumbo senilai US$1 miliar atau setara sekitar Rp16,7 triliun.
Keputusan ini disebut bagian dari program transformasi bertajuk “Back to Starbucks” yang digagas langsung oleh CEO Brian Niccol.
Kebijakan pahit itu tak lepas dari tren penjualan yang terus merosot selama enam kuartal berturut-turut.
BACA JUGA:Sempat Merosot, Harga Emas Antam Hari Ini Pecah Rekor Lagi, Naik Segini!
BACA JUGA:Perintah Eksekutif Trump, TikTok Dipaksa Lepas 80% Aset ke Investor Non-China
Kondisi ini diperparah persaingan ketat dan konsumen yang semakin sensitif terhadap harga.
100 Lebih Gerai Tutup, Ratusan Karyawan Kena PHK
Dalam dokumen resmi yang diserahkan ke Securities and Exchange Commission (SEC), Starbucks mengungkapkan jika jumlah gerai yang dioperasikan langsung di Amerika Utara akan dipangkas sekitar 1% pada tahun fiskal 2025.
Dengan total lebih dari 11.400 lokasi per 29 Juni lalu, berarti setidaknya 100 gerai akan ditutup permanen.
BACA JUGA:Fantastis! Rogoh Rp1,6 Triliun, Danantara Siap Kolaborasi dengan Bill Gates!
Tak hanya itu, sekitar 900 karyawan non-ritel juga dipastikan terkena PHK pada Jumat (26/9/2025).
Starbucks memprediksi 90% biaya restrukturisasi akan ditanggung bisnis Amerika Utara—termasuk US$150 juta untuk pesangon dan US$850 juta untuk biaya penutupan gerai.
Meski begitu, Starbucks menargetkan tetap menutup tahun fiskal dengan hampir 18.300 gerai, termasuk yang berlisensi, dan berencana kembali ekspansi pada 2026.