bacakoran.co

Koleksi Artefak Hilang saat Penjarahan Museum Bagawanta Bhari Kediri, Tokoh Budaya Desak Kembalikan Segera

Museum Bagawanta Bhari Kediri dijarah saat kerusuhan. Koleksi artefak bersejarah hilang, tokoh budaya desak pengembalian dan perlindungan warisan./Kolase Bacakoran.co--Instagram @psnews.id

BACAKORAN.CO - Kerusuhan yang terjadi di kompleks Pemerintah Kabupaten Kediri pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025, tidak hanya merusak fasilitas umum, tetapi juga menyasar salah satu aset budaya paling berharga di Museum Bagawanta Bhari. 

Dalam insiden yang berlangsung mencekam, museum yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah dan budaya menjadi korban penjarahan dan perusakan.

Museum Jadi Sasaran Amuk Massa

Museum Bagawanta Bhari, yang berada di lingkungan Pemkab Kediri, mengalami kerusakan parah akibat aksi massa. 

BACA JUGA:Polda Metro Jaya Kantongi Identitas Pelaku Penjarahan Rumah Sahroni hingga Sri Mulyani

BACA JUGA:Rumah Dijarah dan Digeruduk Massa, Sri Mulyani Buka Suara dan Tanggapi Kejadian Tersebut: Terimakasih Doanya..

Menurut Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, kaca-kaca museum pecah dan sejumlah koleksi artefak bersejarah dilaporkan hilang.

“Kaca-kaca museum pecah dan sejumlah koleksi bersejarah hilang,” ujar Hanindhito dilansir Bacakoran.co dari DetikNews.

Artefak yang hilang dalam penjarahan tersebut mencakup fragmen arca Kepala Ganesha, tiga wastra kain batik, dua plakat HVA Sidomulyo, bata berinskripsi, dan arca Sumbercangkring. 

Selain itu, miniatur lumbung dan arca Bodhisatwa juga dirusak. 

Bahkan, sebagian bangunan museum dilaporkan terbakar akibat puncak amarah massa.

Kecaman dari Pemerhati Budaya

BACA JUGA:Rumah Sri Mulyani dan Ahmad Sahroni Dijarah, Media Asing Heboh!

BACA JUGA:Rumah Dijarah, Sri Mulyani Minta Maaf dan Serukan Demokrasi Beradab

Pendiri Balai Konservasi Artefak Desa (Bakonardes), Dani Satria, mengecam keras aksi penjarahan terhadap museum. 

Ia menegaskan bahwa artefak-artefak tersebut memiliki nilai sejarah yang tak tergantikan dan harus segera dikembalikan.

Koleksi Artefak Hilang saat Penjarahan Museum Bagawanta Bhari Kediri, Tokoh Budaya Desak Kembalikan Segera

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - kerusuhan yang terjadi di kompleks pemerintah kabupaten kediri pada sabtu malam, 30 agustus 2025, tidak hanya merusak fasilitas umum, tetapi juga menyasar salah satu aset paling berharga di bagawanta bhari. 

dalam insiden yang berlangsung mencekam, museum yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah dan budaya menjadi korban dan perusakan.

museum jadi sasaran amuk massa

museum bagawanta bhari, yang berada di lingkungan pemkab kediri, mengalami kerusakan parah akibat aksi massa. 

menurut bupati kediri, hanindhito himawan pramana, kaca-kaca museum pecah dan sejumlah koleksi artefak bersejarah dilaporkan hilang.

“kaca-kaca museum pecah dan sejumlah koleksi bersejarah hilang,” ujar hanindhito dilansir bacakoran.co dari detiknews.

artefak yang hilang dalam penjarahan tersebut mencakup fragmen arca kepala ganesha, tiga wastra kain batik, dua plakat hva sidomulyo, bata berinskripsi, dan arca sumbercangkring. 

selain itu, miniatur lumbung dan arca bodhisatwa juga dirusak. 

bahkan, sebagian bangunan museum dilaporkan terbakar akibat puncak amarah massa.

kecaman dari pemerhati budaya

pendiri balai konservasi artefak desa (bakonardes), dani satria, mengecam keras aksi penjarahan terhadap museum. 

ia menegaskan bahwa artefak-artefak tersebut memiliki nilai sejarah yang tak tergantikan dan harus segera dikembalikan.

“artefak ini sangat bernilai bagi generasi di masa depan. tolong kembalikan artefak, jaga warisan leluhur kita,” tegas dani.

ia menambahkan bahwa setiap benda bersejarah memiliki peran penting dalam menjaga identitas bangsa. 

merusaknya sama dengan menghapus memori kolektif masyarakat.

“setiap benda memiliki nilai sejarah yang penting untuk menjaga identitas bangsa. merusaknya sama dengan menghapus memori kolektif kita,” imbuhnya.

seruan dari asosiasi museum indonesia

ketua asosiasi museum indonesia (ami), putu supadma rudana, turut menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut. 

ia mengajak seluruh pihak untuk menahan emosi dan menjaga ketenangan demi keamanan bersama.

“kami sangat sedih atas peristiwa ini dan turut berduka cita atas kerusuhan yang memakan korban. namun, lebih dari itu, kami mengajak semua pihak kembali tenang, berpikir jernih, dan menahan emosi,” ujar putu.

putu menekankan pentingnya komitmen dari pemerintah daerah dan aparat keamanan untuk menjaga keberlangsungan museum dan koleksi budaya di dalamnya. 

ia juga mengimbau masyarakat yang mengambil artefak untuk segera mengembalikannya.

“kami imbau masyarakat yang mengambil artefak segera dikembalikan karena artefak itu adalah peradaban bangsa kita,” katanya.

budayawan asal bali ini juga mengingatkan bahwa museum bukan sekadar tempat penyimpanan benda kuno, melainkan simbol kemerdekaan, sejarah, dan kebudayaan bangsa yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

“aset budaya ini adalah warisan kita yang harus dipertahankan untuk generasi mendatang,” ucapnya.

ajakan untuk bersatu dan pulihkan kondisi

di tengah situasi yang memanas, putu mengajak masyarakat kediri dan seluruh indonesia untuk bersolidaritas dan bekerja sama dalam memulihkan kondisi yang kondusif. 

ia menekankan bahwa semangat gotong royong dan persatuan adalah fondasi bangsa yang harus dijaga.

“sejarah kita sebagai bangsa yang besar dibangun dengan semangat gotong royong dan persatuan. saat-saat seperti ini adalah ujian bagi kita semua untuk tetap bersatu dalam menghadapi tantangan,” pungkasnya.

Tag
Share