Keracunan Massal di SMPN 8 Kupang: Benarkah Menu MBG Jadi Pemicu?

Puluhan siswa SMP Negeri 8 Kupang dilarikan ke rumah sakit akibat dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG). Simak kronologi, tanggapan pihak sekolah, dan langkah pemerintah dalam menangani insiden ini.--Youtube-CNN Indonesia
BACAKORAN.CO - Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, digemparkan oleh insiden mengejutkan yaitu keracunan makananpada Selasa, 22 Juli 2025.
Puluhan siswa SMP Negeri 8 Kupang dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala keracunan makanan yang diduga berasal dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan oleh sekolah.
Melansir dari video youtube CNN Indonesia, kepala Sekolah SMPN 8 Kupang, Dra. Maria Th. Roslin S. Lana, menyatakan bahwa pihak sekolah telah bertindak cepat dengan merujuk siswa ke fasilitas medis dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan serta Dinas Kesehatan.
Namun, ia belum bisa memastikan apakah makanan MBG adalah penyebab utama insiden tersebut.
BACA JUGA:Imbauan Resmi PVMBG saat Gunung Raung Meletus, Semburkan Abu Setinggi 2 Km!
BACA JUGA:Gibran Tinjau MBG di SDN 61 Bengkulu, Tegaskan Kualitas Gizi dalam Program Tetap Terjaga
Pemerintah Kota Kupang bersama BPOM kini tengah menyelidiki kandungan makanan yang dikonsumsi siswa.
Sampel makanan telah diambil untuk diuji laboratorium guna memastikan apakah ada kontaminasi atau kesalahan dalam proses penyajian.
Kronologi Kejadian
Insiden bermula saat siswa mulai mengeluh sakit perut, mual, dan muntah sejak pagi hari.
BACA JUGA:Risiko Keracunan, Wadah Makan MBG dari China Diduga Pakai Stainless Steel Palsu!
BACA JUGA:Wadah Makan MBG Buatan China Picu Keracunan? DPR Desak BGN Berdayakan Produk Lokal!
Menurut keterangan guru piket, gejala sudah muncul sejak malam sebelumnya setelah makan siang di sekolah yang terdiri dari rendang, kacang panjang, wortel, dan pisang.
Karena Unit Kesehatan Sekolah (UKS) kewalahan, siswa segera dirujuk ke beberapa rumah sakit seperti RSUD SK Lerik, RS Siloam, dan RS Mamami.
Kepala sekolah, Dra. Maria Th. Roslin S. Lana, menyatakan bahwa lebih dari 100 siswa mengalami gejala serupa dan pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Kupang.