Geger Blackmores Beracun di Australia, Bagaimana yang Dijual di Indonesia? BPOM Bilang Begini!

BPOM angkat bicara terkait kabar blackmores di Australia yang diduga mengandung racun, ternyata tidak sama dengan yang dijual di Indonesia.--blackmores/ist
BACAKORAN.CO – Kabar dugaan produk suplemen Blackmores dijual di Australia mengandung racun juga bikin heboh di Indonesia.
Diketahui, sejumlah warga Australia ramai-ramai mengajukan gugatan class action, setelah mengeluhkan gejala kesehatan serius setelah rutin mengonsumsi blackmores sejak 2023.
Namun, pertanyaannya: Apakah Blackmores yang dijual di Indonesia juga berbahaya?
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) pun buka suara dan memberikan klarifikasi yang menenangkan.
BACA JUGA:Apakah Peserta JKN Dikeluarkan dari PBI Bisa Diaktifkan Lagi? Mensos Gus Ipul Bilang Begini!
BACA JUGA:Stop Sebelum Terlambat! 7 Kebiasaan Sehari-Hari yang Diam-Diam Merusak Ginjal
“Produk Blackmores di Indonesia berbeda dengan versi Australia. Produk yang beredar di sana tidak terdaftar maupun dijual di sini,” terang BPOM.
Blackmores Disebut Picu Gangguan Saraf Serius
Dua produk Blackmores yang jadi sorotan di Australia adalah Super Magnesium+, dan Ashwagandha+.
Keduanya diduga mengandung vitamin B6 dalam dosis berlebihan, hingga 29 kali lipat dari batas harian yang direkomendasikan.
BACA JUGA:Jalan Kaki vs Lari: Mana yang Lebih Efektif Membakar Lemak? Ini Penjelasan Ilmiahnya!
BACA JUGA:Ingin Sehat Total? Ini Waktu Tidur yang Dianjurkan dr. Zaidul Akbar dan Manfaatnya bagi Tubuh
Akibatnya, sejumlah pengguna mengalami efek samping parah, seperti kelelahan, migrain, jantung berdebar, kejang otot, hingga neuropati (kerusakan saraf).
Salah satu penggugat bernama Dominic Noonan-O’Keeffe bahkan mengaku hidupnya berubah total sejak rutin meminum vitamin tersebut.
“Saya hanya ingin lebih sehat untuk menyambut kelahiran anak saya. Tapi saya malah harus menanggung penderitaan sampai sekarang,” ungkapnya.