bacakoran.co

Geger Istri Penggal Suami di Banjar, Baru Nikah Sebulan Langsung Berujung Tragedi

Seorang wanita diduga membunuh suaminya dengan cara memenggal kepala di tengah hutan dekat aliran Sungai Kuman, Dusun Oman.-Ilustrasi -

BACAKORAN.CO - Warga Desa Paramasan Atas, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, diguncang oleh peristiwa mengerikan yang terjadi pada Rabu, 16 Juli 2025.

Seorang wanita berinisial FT yang baru sebulan menikah diduga membunuh suaminya DI dengan cara memenggal kepala di tengah hutan dekat aliran Sungai Kuman, Dusun Oman.

Pasangan suami istri bersama anak balita mereka awalnya pergi ke lokasi pendulangan emas bersama warga lain.

Di tengah perjalanan, mereka meminta rombongan untuk jalan lebih dulu.

BACA JUGA:Keji, Deretan Kasus Pembunuhan yang Lenyapkan Wanita di Sumbar, Korban Kekejaman Pelaku!

BACA JUGA:4 Tahun Buron, Pelaku Pembunuhan di OKU Timur Tertangkap di Banten

Beberapa jam kemudian, FT datang ke pondok pendulangan dalam kondisi berlumuran darah dan membawa anaknya yang tampak lemas.

Warga sempat mengira FT menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Namun, saat FT meminta agar barang-barangnya diambilkan dari lokasi kejadian, warga justru menemukan jasad suaminya dalam kondisi mengenaskan: kepala dan lengan kiri terputus, serta luka bacokan di pinggang.

Berdasarkan keterangan warga dan penyelidikan awal, FT diduga mengalami kekerasan fisik dari suaminya, termasuk ditinju di dada dan anaknya dilempar ke sungai.

BACA JUGA:Terungkap! Pelaku Pembunuhan Balita di Singkawang Ditangkap: Cuma Dibekap, Gak Niat Bunuh

BACA JUGA:Terungkap! Wadison Rekayasa Perampokan Demi Tutupi Pembunuhan Istri

Beruntung, anak tersebut berhasil diselamatkan oleh FT.

Peristiwa itu diduga menjadi pemicu utama kemarahan FT hingga berujung pada pembunuhan.

Geger Istri Penggal Suami di Banjar, Baru Nikah Sebulan Langsung Berujung Tragedi

Melly

Melly


bacakoran.co - warga desa paramasan atas, kabupaten banjar, kalimantan selatan, diguncang oleh mengerikan yang terjadi pada rabu, 16 juli 2025.

seorang wanita berinisial ft yang baru sebulan menikah diduga membunuh suaminya di dengan cara memenggal kepala di tengah hutan dekat aliran sungai kuman, dusun oman.

pasangan suami istri bersama anak balita mereka awalnya pergi ke lokasi pendulangan emas bersama warga lain.

di tengah perjalanan, mereka meminta rombongan untuk jalan lebih dulu.

beberapa jam kemudian, ft datang ke pondok pendulangan dalam kondisi berlumuran darah dan membawa anaknya yang tampak lemas.

warga sempat mengira ft menjadi kekerasan dalam rumah tangga (kdrt).

namun, saat ft meminta agar barang-barangnya diambilkan dari lokasi kejadian, warga justru menemukan jasad suaminya dalam kondisi mengenaskan: kepala dan lengan kiri terputus, serta luka bacokan di pinggang.

berdasarkan keterangan warga dan penyelidikan awal, ft diduga mengalami kekerasan fisik dari suaminya, termasuk ditinju di dada dan anaknya dilempar ke sungai.

beruntung, anak tersebut berhasil diselamatkan oleh ft.

peristiwa itu diduga menjadi pemicu utama kemarahan ft hingga berujung pada pembunuhan.

namun, fakta baru terungkap: ft tidak sendiri.

ia dibantu oleh kakaknya berinisial pp, yang ikut menyerang korban menggunakan parang dan belati.

pp bahkan membuang kepala korban sejauh 7 meter dari tubuhnya karena khawatir korban “hidup kembali”.

setelah kejadian, ft menyerahkan diri ke pihak kepolisian pada malam hari.

polisi kemudian mengevakuasi jasad korban dan mengamankan barang bukti berupa senjata tajam milik kedua pelaku.

kapolres banjar, akbp dr. fadli, menyatakan bahwa ft dan pp dijerat dengan pasal 338 subsider pasal 170 ayat (2) ke-3e kuhp, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

tragedi ini menjadi pengingat bahwa konflik rumah tangga yang tidak ditangani dengan bijak bisa berujung fatal.

kekerasan dalam rumah tangga bukan hanya melukai fisik, tetapi juga bisa memicu tindakan ekstrem.

pihak berwenang kini terus mendalami kasus ini, termasuk kondisi psikologis pelaku dan latar belakang hubungan mereka.

untuk masyarakat, penting untuk mengenali tanda-tanda kdrt dan segera mencari bantuan sebelum konflik berubah menjadi tragedi.

perlindungan terhadap perempuan dan anak harus menjadi prioritas bersama.

Tag
Share