Google Tikung OpenAI: Tren Baru Reverse Acquihire dalam Perang AI Global

Google tikung OpenAI, tren baru reverse acquihire dalam perang AI global--
BACAKORAN.CO - Dunia kecerdasan buatan (AI) kembali memanas setelah kabar mengejutkan datang dari Silicon Valley.
Rencana OpenAI untuk mengakuisisi startup coding berbasis AI, Windsurf, senilai US$3 miliar, resmi gagal.
Yang lebih mengejutkan, Google DeepMind justru menikung langkah OpenAI dengan merekrut para pendiri Windsurf dan mengamankan lisensi teknologi mereka.
Langkah ini menandai babak baru dalam persaingan sengit antar raksasa teknologi dalam menguasai masa depan AI.
BACA JUGA:China Izinkan Akuisisi Ansys, Sinyal Damai di Tengah Perang Dagang AS?
Kesepakatan antara Google dan Windsurf bukanlah akuisisi biasa.
Google tidak mengambil kepemilikan saham atau kendali atas Windsurf, melainkan menerapkan strategi reverse acquihire—sebuah pendekatan di mana perusahaan besar merekrut talenta kunci dari startup dan melisensikan teknologi mereka tanpa membeli perusahaan secara keseluruhan.
Menurut laporan Bloomberg, Google membayar sekitar US$2,4 miliar untuk mendapatkan lisensi non-eksklusif atas teknologi Windsurf dan merekrut para pendiri serta peneliti utamanya.
Hal ini memungkinkan Windsurf tetap beroperasi secara independen dan melisensikan teknologinya ke pihak lain.
BACA JUGA:Dinilai Suka Ngarang, Owner Bingung Orang-orang Percaya ChatGPT: AI Berhalusinasi
BACA JUGA:Bocoran! Apple Siap Luncurkan iPhone 17, Ini Prediksi Jadwalnya
Windsurf bukan startup sembarangan. Dalam waktu singkat, perusahaan ini berhasil mencatat pendapatan tahunan berulang sebesar US$100 juta, menjadikannya incaran utama para raksasa AI.
OpenAI sempat berada di posisi terdepan untuk mengakuisisi Windsurf, namun gagal setelah masa eksklusivitas penawaran berakhir.