Isak Tangis Warnai Protes Orang Tua di SMK Negeri 2 Tangerang: Polemik Penerimaan Siswa Baru

Aksi protes penuh haru orang tua siswa di SMK Negeri 2 Tangerang mengungkap dugaan kecurangan dalam PPDB 2025. Tangisan dan tuntutan keadilan menggema, menyoroti pentingnya transparansi dalam sistem pendidikan.--Youtube-tvOneNews
BACAKORAN.CO - Tangisan dan amarah mewarnai gerbang SMK Negeri 2 Tangerang, saat puluhan orang tua siswa melakukan aksi protes terkait proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026.
Video yang viral di media sosial menunjukkan suasana haru dan tegang, di mana para orang tua menyuarakan kekecewaan mereka karena anak-anaknya gagal diterima di sekolah negeri favorit, meski memenuhi syarat zonasi dan nilai akademik.
Melansir dari video youtube tvOneNews, aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa.
Di balik spanduk dan orasi, tersimpan harapan besar para orang tua agar anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan di sekolah negeri favorit.
BACA JUGA:Viral! Aksi Protes Massal Orang Tua Murid di Cikarang Gegara Anak Gagal Masuk Sekolah Favorit
Namun, harapan itu seolah pupus ketika hasil seleksi PPDB diumumkan.
Banyak dari mereka merasa sistem zonasi dan jalur prestasi tidak dijalankan secara adil, sehingga anak-anak yang seharusnya lolos justru tersingkir tanpa penjelasan yang memadai.
Fenomena ini menunjukkan bahwa sistem penerimaan siswa baru masih menyisakan banyak pekerjaan rumah.
Transparansi, akuntabilitas, dan komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan masyarakat menjadi kunci utama agar konflik seperti ini tidak terus berulang setiap tahun.
BACA JUGA:Tips Jitu Agar Orang Tua Tidak Bingung Saat Mendaftar Sekolah Secara Online
BACA JUGA:Website SPMB Down? Keluhan Orang Tua Jadi Sorotan Jelang Penutupan Pendaftaran
PPDB tahun ini diwarnai kontroversi
Terutama di wilayah Banten. Dugaan praktik titipan, manipulasi nilai, dan ketidaksesuaian sistem zonasi menjadi sorotan publik.
Di SMK Negeri 2 Tangerang, orang tua merasa sistem seleksi tidak transparan dan merugikan siswa yang seharusnya berhak mendapatkan kursi di sekolah tersebut.