bacakoran.co

Netanyahu Siap Akhiri Perang Gaza, Tapi Ada Syarat Berat! Begini Reaksi Hamas

Netanyahu siap akhiri perang gaza, tapi ada syarat berat, begini reaksi hamas--

BACAKORAN.CO - Konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas di Gaza kembali memasuki babak baru.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, akhirnya menyatakan kesiapannya untuk menegosiasikan kesepakatan jangka panjang demi mengakhiri perang yang telah berlangsung selama lebih dari 21 bulan.

Namun, di balik niat damai itu, Netanyahu menyisipkan syarat berat yang menjadi batu sandungan utama: Hamas harus menyerahkan senjata dan menghentikan dominasinya di wilayah Gaza.

"Jika bisa dicapai lewat negosiasi, bagus. Tapi jika tidak, maka akan kami capai dengan kekuatan tentara kami," tegas Netanyahu, seperti dikutip dari AFP, Jumat (11 Juli 2025).

BACA JUGA:Ketar-ketir, Anak Netanyahu Ternyata Ganti Nama dengan Alasan Takut Ditikam

BACA JUGA:Panik! Netanyahu Bantah Tudingan Tentara Israel Tembaki Warga Gaza Saat Antri Bantuan

Pernyataan ini muncul di tengah tekanan besar dari masyarakat Israel sendiri, menyusul tingginya korban jiwa di pihak militer akibat konflik berkepanjangan ini.

Netanyahu menggarisbawahi bahwa perlucutan senjata Hamas adalah syarat mutlak bagi terciptanya perdamaian.

Tanggapan keras pun datang dari kubu Hamas.

Bassem Naim, salah satu pejabat senior Hamas, menyatakan bahwa mereka menolak mentah-mentah tuntutan Israel.

BACA JUGA:Ngeri! Jendral Tertinggi Iran Ungkap Akan Terus Gempur Israel Sampai Netanyahu Berlutut

BACA JUGA:Usai Serangan ke Iran, Trump Telepon Netanyahu: Ini Isi Percakapan Mereka

Menurutnya, permintaan Netanyahu tak lebih dari bentuk lain pendudukan.

“Kami tidak akan menerima pendudukan terus-menerus atas tanah kami atau warga Palestina dipaksa hidup di kantong-kantong isolasi,” tegas Naim.

Netanyahu Siap Akhiri Perang Gaza, Tapi Ada Syarat Berat! Begini Reaksi Hamas

Melly

Melly


bacakoran.co - konflik berkepanjangan antara dan hamas di gaza kembali memasuki babak baru.

perdana menteri israel, benjamin , akhirnya menyatakan kesiapannya untuk menegosiasikan kesepakatan jangka panjang demi mengakhiri perang yang telah berlangsung selama lebih dari 21 bulan.

namun, di balik niat damai itu, netanyahu menyisipkan syarat berat yang menjadi batu sandungan utama: hamas harus menyerahkan senjata dan menghentikan dominasinya di wilayah .

"jika bisa dicapai lewat negosiasi, bagus. tapi jika tidak, maka akan kami capai dengan kekuatan tentara kami," tegas netanyahu, seperti dikutip dari afp, jumat (11 juli 2025).

pernyataan ini muncul di tengah tekanan besar dari masyarakat israel sendiri, menyusul tingginya korban jiwa di pihak militer akibat konflik berkepanjangan ini.

netanyahu menggarisbawahi bahwa perlucutan senjata hamas adalah syarat mutlak bagi terciptanya perdamaian.

tanggapan keras pun datang dari kubu hamas.

bassem naim, salah satu pejabat senior hamas, menyatakan bahwa mereka menolak mentah-mentah tuntutan israel.

menurutnya, permintaan netanyahu tak lebih dari bentuk lain pendudukan.

“kami tidak akan menerima pendudukan terus-menerus atas tanah kami atau warga palestina dipaksa hidup di kantong-kantong isolasi,” tegas naim.

hamas secara khusus mengecam upaya israel menguasai wilayah strategis seperti kota rafah dan koridor morag—area yang terletak di selatan gaza, dekat perbatasan mesir.

di sisi lain, upaya diplomatik untuk mengakhiri perang terus dilakukan.

negosiasi tidak langsung antara israel dan hamas masih berlangsung di qatar.

dalam perkembangan terbaru, hamas bahkan disebut siap membebaskan 10 dari 20 sandera yang masih hidup.

beberapa poin krusial dalam negosiasi meliputi:

  • penarikan pasukan militer israel dari seluruh wilayah gaza.

  • akses bebas bantuan kemanusiaan untuk warga gaza.

  • jaminan nyata atas perdamaian jangka panjang bagi palestina.

presiden amerika serikat, donald trump, juga terlibat dalam upaya mencari titik temu.

dalam pertemuan bilateral terbaru di washington, trump dan netanyahu membahas proposal gencatan senjata yang diyakini bisa memecah kebuntuan diplomatik.

menteri luar negeri israel, gideon saar, mengonfirmasi adanya "kemajuan signifikan".

namun ia juga mengingatkan bahwa menyelesaikan "semua isu kompleks" butuh waktu dan proses panjang.

"kami perlu beberapa hari lagi. tidak mudah menyatukan kepentingan dua pihak yang bertolak belakang," ujar saar kepada media austria die presse.

saat ini, harapan untuk menghentikan perang gaza memang mulai muncul ke permukaan, tapi belum disertai dengan kesepakatan konkret.

syarat yang diajukan israel dinilai terlalu berat oleh hamas, sementara tekanan internasional terhadap kedua belah pihak terus meningkat.

akhir dari konflik ini masih penuh tanda tanya, namun satu hal yang pasti: dunia menantikan solusi damai yang adil dan permanen untuk rakyat palestina dan israel.

Tag
Share