bacakoran.co

Heboh, Pengakuan Mahasiswa PPDS Undip Akui Setor Uang Ratusan Juta, Segini Rinciannya!

Pengakuan Mahasiswa PPDS Anestesi Undip Mengenai Pungutan Liar Angkatan --Disway

BACAKORAN.CO - Kematian dr Aulia Risma yang merupakan peserta mahasiswi PPDS Anestesi Undip meninggalkan luka mendalam.

Kasus kematiannya masih terus mencari keadilan dengan telah menetap tiga tersangka dalam kasus bullying dan pemerasan sampai korban meregang nyawa.

Sidang kasus perundungan dan pemerasan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) menguak adanya aliran dana tak resmi.

Dan uang tersebut terdapat puluhan juta disetorkan beberapa kali secara tunai.

BACA JUGA:Miris, Zara Yupita Tersangka Bullying dr Aulia Terungkap Pernah Ancam Akan Persulit Hidup Korban!

Dilansir Bacakoran.co dari detikjateng, fakta ini diungkapkan mahasiswa PPDS Anestesi Undip angkatan 75, Novi.

Ia yang menjadi saksi dalam sidang pemeriksaan saksi kasus PPDS Undip di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Kecamatan Semarang Barat.

Ia membeberkan bahwa diluar membayar iuran Biaya Operasional Pendidikan (BOP) sebesar Rp 80 juta, ia juga sempat mengeluarkan uang untuk iuran kas angkatan.

"Kas angkatan berkisar antara Rp 5-20 juta per bulan. Di awal-awal 3 bulan pertama itu Rp 5-7 juta, kemudian Rp 10-20 juta," kata Novi di PN Semarang, Rabu (11/6/2025).

BACA JUGA:Akhirnya, Tiga Tersangka Bullying dr Aulia Risma PPDS Anestesi Undip Hingga Tewas Ditahan!

Novi juga membeberkan bahwa terdapat uang BOP Rp80 juta dan tidak memiliki hak resmi dan tidak memiliki dasar hukum.

Menurutnya dalam pengeluaran resmi yang harus dibayarkan mahasiswa hanyalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan uang pangkal.

"Biaya resmi itu UKT Rp 15 juta per semester sama uang pangkal pertama kali itu Rp 35 juta," ungkapnya.

Ia mengungkapkan saat itu jadi bendahara angkatan 75 itu akui jika menyetorkannya uang tanpa adanya tanda bukti serah terima uang dan hanya dengan foto saja.

Heboh, Pengakuan Mahasiswa PPDS Undip Akui Setor Uang Ratusan Juta, Segini Rinciannya!

Yanti D.P

Yanti D.P


bacakoran.co - kematian dr aulia risma yang merupakan peserta mahasiswi ppds anestesi undip meninggalkan luka mendalam.

kasus kematiannya masih terus mencari keadilan dengan telah menetap tiga tersangka dalam kasus bullying dan pemerasan sampai korban meregang nyawa.

sidang kasus perundungan dan pemerasan di program pendidikan dokter spesialis (ppds) anestesi universitas diponegoro (undip) menguak adanya aliran dana tak resmi.

dan uang tersebut terdapat puluhan juta disetorkan beberapa kali secara tunai.

dilansir bacakoran.co dari detikjateng, fakta ini diungkapkan mahasiswa ppds anestesi undip angkatan 75, novi.

ia yang menjadi saksi dalam sidang pemeriksaan saksi kasus ppds undip di pengadilan negeri (pn) semarang, kecamatan semarang barat.

ia membeberkan bahwa diluar membayar iuran biaya operasional pendidikan (bop) sebesar rp 80 juta, ia juga sempat mengeluarkan uang untuk iuran kas angkatan.

"kas angkatan berkisar antara rp 5-20 juta per bulan. di awal-awal 3 bulan pertama itu rp 5-7 juta, kemudian rp 10-20 juta," kata novi di pn semarang, rabu (11/6/2025).

novi juga membeberkan bahwa terdapat uang bop rp80 juta dan tidak memiliki hak resmi dan tidak memiliki dasar hukum.

menurutnya dalam pengeluaran resmi yang harus dibayarkan mahasiswa hanyalah uang kuliah tunggal (ukt) dan uang pangkal.

"biaya resmi itu ukt rp 15 juta per semester sama uang pangkal pertama kali itu rp 35 juta," ungkapnya.

ia mengungkapkan saat itu jadi bendahara angkatan 75 itu akui jika menyetorkannya uang tanpa adanya tanda bukti serah terima uang dan hanya dengan foto saja.

"diserahkan ke mbak maryani, kalau sudah terus difoto, dilaporkan. (ada tanda terima?) tidak ada," ungkap novi.

novi menyebut telah beberapa kali menyerahkan uang tunai ke maryani antara april hingga september 2022.

jika di total setoran ini ratusan juta rupiah, jumlah nominal terbesar terjadi pada april 2022 sebesar rp 80 juta.

"bulan april 2022 itu rp 80 juta, mei 2022 itu rp 50 juta, juni 2022 itu rp 50 juta, juli 2022 itu rp 40 juta, agustus 2022 itu rp 50 juta, september 2022 itu rp 50 juta," tuturnya.

setelah melalui proses yang panjang dan pelik, akhirnya ketiga tersangka dalam kasus kematian dr aulia risma lestari resmi ditahan.

penahanan ketiga tersangka ini juga disertai batang bukti yang kemudian diserahkan ke kejaksaan.

ketiga tersangka tersebut terlihat memakai rompi orange yang bertuliskan ditahan dan mereka langsung masuk ke mobil tahanan kejari, semarang, kamis (15/5/2025).

"kami telah menerima penyerahan tersangka dan barang bukti dari polda jawa tengah atas nama terdakwa satu dokter taufik eko nugroho, terdakwa dua sri maryani, dan terdakwa tiga zara yupita azra," ujar kepala kejari kota semarang candra saptaji, dilansir bacakoran.co dari kumparan, jum'at (16/5/2025).

candra mengungkapkan, tiga tersangka ini akan menjalani masa penahanan selama 20 hari di rumah tahanan dan lapas perempuan.

"selanjutnya para terdakwa kita lakukan penahanan tahap penuntutan jenis penahanan rutan selama 20 hari ke depan terhitung hari ini. untuk dua tersangka ditahan di lapas perempuan kelas 2 semarang dan satu tersangka ditahan di rutan semarang," jelas dia.

ketiga tersangka ini terancam 9 tahun penjara dan penahanan ini juga agar tersangka tidak merusak barang bukti, melarikan diri dan ulangi kesalahan yang sama.

"dalam waktu dekat akan kami limpahkan ke pengadilan untuk dilakukan persidangan," kata candra.

terlihat juga penyidik direktorat reserse kriminal umum (ditreskrimum) polda jawa tengah (jateng) datang bersama tiga mobil yang berisikan barang bukti kasus dr aulia risma lestari.

kemudian berkas-berkas tersebut dibawa ke ruang pemeriksaan kejari, kota semarang.

Tag
Share