bacakoran.co - the federal reserve alias mengalami potensi kerugian mengejutkan hingga us$ 1 triliun, atau setara hampir rp16.000 triliun.
lantas apa yang sebenarnya terjadi?
menurut laporan resmi dari of new york, kerugian ini berasal dari penurunan tajam nilai surat berharga yang dimiliki the fed.
kerugian tersebut belum terealisasi, namun nilainya mencetak rekor--mencapai us$ 1,06 triliun pada 2024.
angka ini melampaui tahun sebelumnya yang “hanya” sebesar us$ 948,4 miliar.
"lonjakan kerugian ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga pasar yang menyapu bersih nilai pasar surat berharga, meski sebagian kerugian tertahan oleh pengurangan kepemilikan obligasi," ujar laporan yang dikutip reuters, senin (9/6/2025).
apa artinya ‘kerugian belum terealisasi’?
ini bukan kerugian yang langsung membuat the fed bangkrut, namun tetap saja menggambarkan rapuhnya posisi investasi surat berharganya.
nilai portofolio surat berharga mereka kini lebih rendah daripada saat dibeli--kerugian ini bisa bertahan bertahun-tahun ke depan.
namun, the fed menegaskan jika kerugian kertas ini tidak akan mengganggu kebijakan moneter mereka, karena surat berharga tersebut akan dipegang hingga jatuh tempo.
“ini lebih soal optik keuangan, bukan kolaps sistemik,” kata seorang analis pasar.
bagaimana the fed bisa sampai di titik ini?
sejak pandemi covid-19, the fed mengguyur pasar dengan stimulus besar-besaran.
mereka membeli obligasi pemerintah dan hipotek dalam jumlah jumbo guna mendorong ekonomi bangkit.
akibatnya, neraca keuangan the fed meledak hingga lebih dari dua kali lipat, mencapai puncak us$ 9 triliun pada 2022.
namun ketika suku bunga melonjak demi menekan inflasi, nilai surat berharga milik the fed anjlok drastis.
kini, meski the fed telah memangkas kepemilikan obligasi, total neraca mereka masih gemuk di angka us$ 6,7 triliun.