bacakoran.co

Miris! Kronologi Pasien KIS yang Ditolak RS di Padang Hingga Akhirnya Meninggal

Kasus pasien KIS yang ditolak RS di Padang hingga akhirnya meninggal dunia memicu kemarahan publik. Simak kronologi lengkapnya dan evaluasi sistem kesehatan Indonesia.--YouTube - tvOneNews

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan dokter jaga, kondisi Desi saat itu tidak memenuhi unsur kegawatdaruratan, sehingga disarankan untuk berobat ke Puskesmas atau layanan umum.

Harapan

BACA JUGA:Jaja Mihardja Dirawat, Sempat Pingsan Sebelum Dilarikan ke Rumah Sakit, Begini Kata Sang Pedangdut!

BACA JUGA:Dedi Mulyadi Apresiasi Kades Sukabumi yang Viral Jaminkan STNK Demi Tebus Biaya Rumah Sakit untuk Warganya

Kasus ini kembali memicu sorotan terhadap sistem layanan darurat di rumah sakit pemerintah, terutama bagi pasien miskin yang mengandalkan BPJS atau KIS.

Publik mendesak adanya evaluasi serius terhadap SOP IGD, serta peningkatan pemahaman petugas medis dalam menentukan kategori gawat darurat.

Keluarga Desi berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan meminta pihak rumah sakit untuk meminta maaf atas insiden ini.

Sementara itu, Wali Kota Padang, Fadly Amran, telah memerintahkan Dinas Kesehatan dan Inspektorat untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

BACA JUGA:Innalilahi, Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon, Sebabkan 10 Orang Meninggal!

BACA JUGA:#JusticeForArgo Trending di X, Ternyata Korban Meninggal Dunia Ditabrak Pengemudi BMW, Warganet: Usut Tuntas!

Kasus ini menjadi pengingat penting akan urgensi perbaikan sistem layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Tragedi yang menimpa Desi Erianti menunjukkan bahwa akses terhadap layanan medis yang cepat dan tepat bisa menjadi penentu hidup dan mati seseorang.

Ke depan, evaluasi menyeluruh terhadap prosedur penerimaan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit perlu dilakukan agar tidak ada lagi nyawa yang melayang akibat penolakan yang tidak semestinya.

Pemerintah dan pihak terkait harus memastikan bahwa standar operasional prosedur (SOP) di setiap fasilitas kesehatan benar-benar berpihak pada keselamatan pasien, bukan sekadar aturan administratif yang kaku.

BACA JUGA:Setan Aja Kaget! Kronologi Bayi di Medan Meninggal Hasil Inses Kakak-Adik Dikirim Lewat Ojol, Netizen Nangis

BACA JUGA:Bayi Meninggal dalam Kardus Dikirim Ojol di Medan: Misteri Tragis yang Bikin Netizen Geram, Siapa Pelakunya?

Miris! Kronologi Pasien KIS yang Ditolak RS di Padang Hingga Akhirnya Meninggal

Puput

Puput


bacakoran.co - kasus memilukan kembali terjadi di dunia kesehatan indonesia.

seorang pasien pemegang kartu indonesia sehat (), desi erianti, mengalami sesak napas dan dilarikan ke rsud dr rasidin padang oleh keluarganya pada dini hari 31 mei 2025.

namun, alih-alih mendapatkan pertolongan, pihak  menolak memberikan penanganan dengan alasan kondisi pasien tidak masuk kategori gawat darurat.

dalam kondisi kritis dan keterbatasan biaya, keluarga terpaksa membawa desi pulang menggunakan becak motor.

sayangnya, menjelang pagi, kondisinya semakin memburuk hingga akhirnya dilarikan ke rs siti rahmah, sebuah rumah sakit swasta di padang.

namun, takdir berkata lain desi menghembuskan napas terakhirnya sebelum sempat mendapatkan perawatan lebih lanjut.

kasus ini memicu kemarahan publik dan sorotan tajam terhadap standar pelayanan kesehatan, terutama bagi pasien yang mengandalkan  pemerintah.

ombudsman sumatera barat telah turun tangan untuk menyelidiki dugaan maladministrasi dalam pelayanan publik di rsud dr rasidin padang.

kronologi kejadian

pada sabtu dini hari, 31 mei 2025, desi mengalami sesak napas di kediamannya di kelurahan gunung sariak, kecamatan kuranji, padang.

keluarga segera membawanya ke rsud dr rasidin padang, rumah sakit terdekat, dengan harapan mendapatkan penanganan medis cepat.

namun, sesampainya di igd, petugas rumah sakit menyatakan bahwa kondisi desi tidak termasuk kategori gawat darurat, sehingga tidak bisa mendapatkan layanan igd dengan jaminan kis.

karena keterbatasan biaya, keluarga terpaksa membawa desi pulang menggunakan becak motor.

menjelang subuh, kondisi desi semakin memburuk.

keluarga akhirnya membawanya ke rs siti rahmah, rumah sakit swasta di padang.

sayangnya, nyawa desi tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia pada sabtu siang.

reaksi publik dan pemerintah

kasus ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.

ombudsman sumatera barat menyatakan akan melakukan investigasi terhadap dugaan maladministrasi dalam pelayanan publik di rsud dr rasidin padang.

ketua dprd kota padang mengatakan.

"menyampaikan keprihatinan dan berjanji akan memanggil pihak rumah sakit serta dinas kesehatan untuk meminta penjelasan" ujar muharlion

direktur rsud dr rasidin padang, dr desy susanty, menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya desi.

ia menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan dokter jaga, kondisi desi saat itu tidak memenuhi unsur kegawatdaruratan, sehingga disarankan untuk berobat ke puskesmas atau layanan umum.

harapan

kasus ini kembali memicu sorotan terhadap sistem layanan darurat di rumah sakit pemerintah, terutama bagi pasien miskin yang mengandalkan bpjs atau kis.

publik mendesak adanya evaluasi serius terhadap sop igd, serta peningkatan pemahaman petugas medis dalam menentukan kategori gawat darurat.

keluarga desi berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan meminta pihak rumah sakit untuk meminta maaf atas insiden ini.

sementara itu, wali kota padang, fadly amran, telah memerintahkan dinas kesehatan dan inspektorat untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

kasus ini menjadi pengingat penting akan urgensi perbaikan sistem layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada kartu indonesia sehat (kis).

tragedi yang menimpa desi erianti menunjukkan bahwa akses terhadap layanan medis yang cepat dan tepat bisa menjadi penentu hidup dan mati seseorang.

ke depan, evaluasi menyeluruh terhadap prosedur penerimaan pasien di instalasi gawat darurat (igd) rumah sakit perlu dilakukan agar tidak ada lagi nyawa yang melayang akibat penolakan yang tidak semestinya.

pemerintah dan pihak terkait harus memastikan bahwa standar operasional prosedur (sop) di setiap fasilitas kesehatan benar-benar berpihak pada keselamatan pasien, bukan sekadar aturan administratif yang kaku.

masyarakat juga perlu lebih memahami hak-hak mereka dalam mendapatkan layanan kesehatan, serta mendorong transparansi dan akuntabilitas dari pihak rumah sakit.

semoga kejadian ini menjadi momentum perubahan menuju sistem kesehatan yang lebih manusiawi dan responsif terhadap kebutuhan darurat pasien.

Tag
Share