Presiden Prabowo Ajak Negara di ASEAN Gunakan QRIS, Netizen: Amerika Ketar-ketir!

Presiden Prabowo dorong ASEAN gunakan QRIS lintas negara demi kemandirian ekonomi/Kolase Bacakoran.co--Instagram @presidenrepublikindonesia dan QRIS
BACAKORAN.CO - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk mengadopsi sistem pembayaran digital berbasis QR Code seperti QRIS.
Ajakan ini disampaikannya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-46 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Senin, (26/5/2025).
Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi regional sekaligus mengurangi ketergantungan pada sistem pembayaran global yang didominasi negara besar, seperti Amerika Serikat dengan dominasi dolar-nya.
Prabowo Dorong Integrasi Pembayaran Digital ASEAN
BACA JUGA:QRIS Naik Daun, Gibran Sebut Kalangan Ini Siap Digital, Siapa Saja?
BACA JUGA:Koperasi Zaman Now! QRIS Jadi Syarat Wajib di Koperasi Desa Merah Putih
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Presiden Prabowo mencatat pentingnya mendorong penggunaan sistem pembayaran digital lintas negara berbasis QR Code, serupa dengan QRIS yang sudah dikembangkan Bank Indonesia.
“Tentu kalau Bapak Presiden mencatat pentingnya untuk mendorong juga QR Code payment antara negara-negara ASEAN. Sekarang kan sudah ini terus untuk didorong,” ujar Airlangga dalam keterangan resminya.
Saat ini, sistem QRIS lintas negara telah berhasil diterapkan di beberapa negara, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Sementara itu, negara besar lain seperti Jepang, China, Arab Saudi, dan India juga sedang dalam proses integrasi dengan sistem pembayaran Indonesia tersebut.
BACA JUGA:Waduh! Bayar Via QRIS Bisa Bongkar Penyakit, Orientasi Seksual, Sampai Artis Favorit Kamu?
BACA JUGA:Gibran Soroti Pengguna QRIS Meningkat, Ini 15 Daftar Bank dan E-Wallet Penyedia Jasa Pembayaran QRIS
QRIS dan Strategi Local Currency Settlement (LCS)
Keunggulan utama QRIS adalah kemampuannya untuk digunakan tanpa perlu menukar mata uang ke dolar Amerika Serikat (USD) terlebih dahulu.
Hal ini dimungkinkan berkat skema Local Currency Settlement (LCS), di mana transaksi langsung menggunakan mata uang lokal masing-masing negara.
Dengan LCS, pelaku usaha di ASEAN bisa bertransaksi lebih efisien, cepat, dan hemat biaya konversi.