bacakoran.co - rombongan guru setelah mereka yang menampilkan perjuangan melewati jembatan rusak di desa limbur merangin, jambi, viral di media sosial.
video tersebut memperlihatkan betapa sulitnya akses menuju sekolah bagi para guru sdn 117.
bahkan sempat menyentuh hati banyak netizen karena menggambarkan kenyataan keras yang dihadapi tenaga pendidik di daerah pelosok.
video tersebut diunggah oleh salah satu akun x @ yang mengkritik tindakan pemrintah daerah yang justru anti-kritik.

unggahan akun x @heraloebss yang berisi video permintaan maaf rombongan guru setelah video viral kritik jembatan rusak/kolase bacakoran.co--tangkapan layar
“diduga telah membuat citra pemdes, pemda, pemprov jelek di mata netizen, rombongan guru yang melintasi jembatan rusak akhirnya meminta maaf. kata kata untuk pemdes, pemda , pemprov dipersilahkan!” tulis akun x @heraloebss.
namun tak lama setelah video tersebut ramai diperbincangkan, rombongan guru minta maaf secara terbuka kepada pemerintah daerah, termasuk kepada bupati merangin dan gubernur jambi.
permintaan maaf ini menuai reaksi beragam dari masyarakat.
banyak pihak mempertanyakan alasan di balik permintaan maaf tersebut, dan menduga adanya tekanan terhadap para guru karena unggahan itu telah memperlihatkan kondisi infrastruktur yang memprihatinkan.
“baiklah, kami di sini selaku guru sdn 117 limbur merangin sekali lagi kami meminta maaf kepada pihak desa maupun pihak kabupaten merangin, baik kepada bapak bupati maupun bapak gubernur," ujar salah satu guru bernama risma dalam sebuah pernyataan yang direkam dalam sebuah video viral tersebut.
"ini sama sekali tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan. karena ini pengalaman kami pribadi dan kami hanya untuk dokumentasi saja," sambung risma.
risma juga emnambahkan bahwa rombongan guru minta maaf dengan alasan tidak ingin menyudutkan siapa pun atas video yang viral.
mereka khawatir dokumentasi pribadi yang awalnya hanya untuk arsip internal justru berdampak negatif terhadap institusi pemerintah.
“kami melewati itu memang benar-benar (jembatan) sedang dalam proses perbaikan,” tambah risma.
menanggapi kontroversi tersebut, bupati merangin, m. syukur, menyatakan bahwa permintaan maaf itu adalah hal yang wajar.
ia menduga para guru mungkin merasa tidak enak karena pemberitaan di media sosial tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan di lapangan.
“minta maaf karena mereka mungkin merasa kejadian di lapangan dengan pemberitaan itu beda,” kata syukur.
namun, pernyataan bupati ini malah semakin menyulut perdebatan publik.
alih-alih meredakan suasana, komentar tersebut dianggap meremehkan perjuangan para guru dan mengalihkan fokus dari masalah utamanya, yaitu buruknya kondisi infrastruktur di wilayah tersebut.
bahkan, permintaan maaf rombongan para guru juga justru menimbulkan spekulasi baru.
netizen kritik tanggapan pemerintah daerah terhadap video viral rombongan guru
banyak netizen yang curiga bahwa para guru dipaksa untuk menyampaikan permintaan maaf.
beberapa komentar di media sosial menyuarakan kekecewaan atas dugaan tekanan terhadap guru, alih-alih memberikan solusi atas permasalahan infrastruktur.
"kalo pemdes,pemda,pemprov namanya pengen baik, tinggal ambil tindakan perbaiki jembatan yang rusak itu...segampang itu ga harus ribet. ga mau dapat citra jelek tapi abai terhadap tanggung jawab," kata akun x @_memoryu****.
"yang rusak itu bukan cuma jembatannya tp juga rasa keadilan masyarakatnya. guru-guru yang mengabdi diminta minta maaf, sementara yang bertanggung jawab malah diam & nyaman di balik meja," komentar akun x @rohtaanju****.
"pasti mereka diancam dan diintimidasi," ujar akun x @amanda***.
"pemdes, pemda, pemprov luar biasa kalian. para ndoro yang tak pernah tercela. rakyat yang punya haknya malah jadi hamba sahaya yang harus selalu salah," komentar akn x @shenru***.
"dasar sialan. dikritik bukanya diperbaiki malah intimidasi pengkritik. pemerintah seperti itu gak akan membuat maju."