bacakoran.co

Heboh! Ratusan Massa Bakar Keranda Mayat di Depan Bawaslu, Tuntut Keadilan PSU Bengkulu Selatan

ratusan massa bakar keranda mayat di depan bawaslu, tuntut keadilan psu bengkulu selatan--

BACAKORAN.CO - Bengkulu Selatan lagi panas! Ratusan massa pendukung pasangan calon nomor urut 2, Suryatati-Ii Sumirat, ngamuk berat ke Bawaslu.

Bukan cuma demo biasa, mereka sampai bawa keranda mayat sebagai simbol 'matinya keadilan'!

Gak main-main, keranda itu bahkan sempat dibakar di depan kantor Bawaslu Bengkulu Selatan.

Aksi yang terjadi Jumat, 16 Mei 2025, ini bukan yang pertama.

Sudah tujuh kali massa turun ke jalan sejak pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU).

BACA JUGA:PSU Kabupaten Empat Lawang, HBA: Pengamanan Baik, Insyallah Tidak Ada Kecurangan

BACA JUGA:Siap-siap Coblos Lagi? KPU Usul PSU di Hari Sabtu, Anggaran Hampir Setengah Triliun!

Dan dalam seminggu terakhir aja, ini udah demo ketiga kalinya!

Massa mulai padati kantor Bawaslu di Jalan Fatmawati Soekarno, Kecamatan Manna, sejak pukul 13.00 WIB.

Mereka bawa keranda bertuliskan warna merah darah, sebagai bentuk protes keras atas sikap Bawaslu yang dinilai “mati rasa” terhadap keadilan.

Kemarahan massa dipicu karena 20 laporan dugaan pelanggaran PSU dihentikan begitu saja oleh Bawaslu tanpa penjelasan transparan.

BACA JUGA:Jaksa Sebut Vonis Teerhadap Mantan Ketua Bawaslu OKU Timur Tak Adil, Berharap Banding Dukabulkan

BACA JUGA:Bikin Ngakak! Intel Polisi Disandera Mahasiswa Undip Saat Demo Hari Buruh Semarang, Netizen: Koplak Banget

Koordinator aksi, Herman Lupti, menyebut kalau pihaknya gak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan.

Heboh! Ratusan Massa Bakar Keranda Mayat di Depan Bawaslu, Tuntut Keadilan PSU Bengkulu Selatan

Melly

Melly


bacakoran.co - bengkulu selatan lagi panas! ratusan massa pendukung pasangan calon nomor urut 2, suryatati-ii sumirat, ngamuk berat ke .

bukan cuma biasa, mereka sampai bawa keranda mayat sebagai simbol 'matinya keadilan'!

gak main-main, keranda itu bahkan sempat dibakar di depan kantor bengkulu selatan.

aksi yang terjadi jumat, 16 mei 2025, ini bukan yang pertama.

sudah tujuh kali massa turun ke jalan sejak pelaksanaan pemungutan suara ulang (psu).

dan dalam seminggu terakhir aja, ini udah ketiga kalinya!

massa mulai padati kantor bawaslu di jalan fatmawati soekarno, kecamatan manna, sejak pukul 13.00 wib.

mereka bawa keranda bertuliskan warna merah darah, sebagai bentuk protes keras atas sikap bawaslu yang dinilai “mati rasa” terhadap keadilan.

kemarahan massa dipicu karena 20 laporan dugaan pelanggaran psu dihentikan begitu saja oleh bawaslu tanpa penjelasan transparan.

koordinator aksi, herman lupti, menyebut kalau pihaknya gak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan.

“kami minta penjelasan terbuka. jangan asal bilang semua laporan itu bukan pelanggaran. kita berjuang untuk keadilan, bukan sekadar politik menang-kalah,” ujar lupti lantang.

menurutnya, laporan-laporan itu memuat dugaan pelanggaran serius, termasuk rekayasa kasus yang menjerat calon wakil bupati ii sumirat.

bahkan, bukti-bukti dan saksi sudah lengkap, tapi gak ada tindakan hukum yang jelas.

“kalau bawaslu dan gakkumdu profesional, mestinya kasus ini gak sampai ke mahkamah konstitusi. tapi nyatanya? diam semua!” tegasnya.

aksi sempat nyaris ricuh ketika beberapa peserta aksi mencoba membakar keranda sebagai bentuk protes.

untungnya, pihak kepolisian cepat tanggap dan langsung memadamkan api sebelum meluas.

sebelumnya, pada rabu 14 mei, massa juga menggelar aksi panjang selama 8 jam nonstop, mulai dari pagi hingga malam.

demo itu juga diwarnai dengan pembakaran ban bekas dan dokumen 20 laporan sebagai simbol kekecewaan.

“kami bukan cari ribut. tapi kalau terus diabaikan, bukan gak mungkin massa jadi kehilangan kendali,” ujar arif, salah satu peserta aksi.

lupti dan timnya kini menuntut bawaslu untuk mendiskualifikasi paslon yang diduga melakukan pelanggaran secara sistematis.

menurutnya, dugaan kecurangan itu bukan tindakan personal, tapi dilakukan secara terstruktur dan terorganisir.

aksi ini adalah bentuk keputusasaan masyarakat yang merasa suaranya gak dihargai. mereka menuntut transparansi, objektivitas, dan penegakan hukum yang adil.

“kalau bawaslu tetap keras kepala dan gak terbuka, jangan salahkan kalau aksi ke depan makin besar. ini bukan ancaman, tapi realita,” tutup arif.

Tag
Share