bacakoran.co – heboh penyandraan intel yang dilakukan oleh dua mahasiswa universitas diponegoro (undip) dikabarkan ditangkap polisi.
kejadian ini terjadi karena diduga terlibat dalam penyanderaan seorang anggota intelijen polisi, brigadir eka zidan, selama aksi saat peringatan hari buruh pada 1 mei 2025 yang terjadi di semarang, jawa tengah.
kabarnya demo ini yang berujung ricuh di depan kantor gubernur jawa tengah.
dikutip dari kumparan ada dua mahasiswa undip ditangkap polisi, terkait penyanderaan intel saat demo .
beredar foto yang menunjukkan polisi berjaga dengan sepeda motor dan tameng di lokasi kejadian memicu reaksi keras dari netizen.
namun apa sebenarnya yang terjadi, dan bagaimana tanggapan masyarakat?
kronologi kejadian: aksi demo berujung penyanderaan
insiden ini bermula dari aksi demo peringatan hari buruh pada 1 mei 2025 di depan kantor gubernur jawa tengah, jalan pahlawan, .
dilansir dari unggahan akun x @heraloebss dan inilah.com, demonstrasi awalnya berlangsung damai, dengan para buruh menyampaikan aspirasi mereka kepada gubernur jawa tengah.
hal ini dikonfirmasi oleh kepala bidang humas polda jateng, komisaris artanto, yang menyatakan: "even the aspirations of the workers were directly received by the central java governor."
namun, suasana menjadi memanas sekitar pukul 15:00 wib ketika sekelompok individu berpakaian hitam, yang diduga menyusup ke dalam massa buruh mulai memprovokasi.
dilansir dari tempo.co, kelompok ini diduga berafiliasi dengan kelompok anarkis dan termasuk beberapa mahasiswa.
dalam kekacauan tersebut, brigadir eka zidan, seorang anggota intelijen polisi yang menyamar untuk memantau aksi, dikenali oleh massa dan disandera oleh beberapa demonstran termasuk dua mahasiswa undip.
foto yang diunggah @heraloebss menunjukkan suasana tegang di lokasi, dengan puluhan polisi dari satuan brimob bersiaga menggunakan sepeda motor dan tameng.
jalanan basah akibat hujan menambah dramatis suasana, dengan latar belakang kantor gubernur jawa tengah yang terlihat jelas.
polrestabes semarang kemudian bertindak cepat.
polisi menetapkan enam tersangka terkait kericuhan ini, termasuk dua mahasiswa undip yang diduga menjadi otak penyanderaan brigadir eka zidan.
penyanderaan ini dikategorikan sebagai tindakan kriminal, dan polisi masih memburu pelaku lain yang terlibat.
aksi hari buruh di semarang pada 1 mei 2025 bukanlah kejadian terisolasi.
dan menurut laporan, bahwa demonstrasi ini awalnya diikuti oleh ratusan buruh yang menuntut kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja.
namun, kehadiran kelompok anarkis dan mahasiswa yang menyusup membuat situasi tidak terkendali.
kapolrestabes semarang, komisaris m. syahduddi, menyatakan bahwa para tersangka termasuk mahasiswa yang diduga sengaja menyusup untuk memprovokasi kericuhan.
unggahan @heraloebss memicu diskusi sengit di x, dengan netizen memberikan berbagai tanggapan, berikut adalah komentar-komentarnya :
@tekarok007: "masok jug akhirnya, intel bisa di sandera? asli koplaknya tidak ketulungan dah mereka itu."
@heraloebss (balasan): "ditangguhkan lagi? jaminan om dewan?"
@soeyanto67829: "lha,,,,intel bisa ketauan"
@01tmd: "kan berbagai alibi di buat bhawa mereka bener. itu intel kan penyusup tugas nya mata mata, bikin provokasi biar ribut. asli ini rusak mereka"
@partono_adjem: "jd yg disandera beneran polisi ya?"
@heraloebss (balasan): "tampang intel emang kadang tdk meyakinkan"
@bankzathliberal: "pulisi kan memang koplak, jd intel bayaran malah kena sandera."
@congkene_doewa: "intel disandera mahasiswa. asli lucu banget. pasti intelnya pakai uniform bertuliskan intel di punggungnya ???????????? persis intel orba: pethitha-pethithi ????"
komentar-komentar ini mencerminkan beragam pandangan. sebagian netizen, seperti
@01tmd, menuduh intel polisi sebagai provokator, sementara yang lain seperti @congkene_doewa menganggap kejadian ini lucu dan ironis.
netizen @bankzathliberal bahkan menyebut polisi "koplak" karena gagal melindungi anggota intelijen mereka.
kasus ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan demo dan peran intelijen polisi.
netizen seperti @01tmd menyoroti bahwa keberadaan intel sering kali memicu konflik karena dianggap sebagai provokator.
sementara itu, polisi menegaskan bahwa tindakan penyanderaan adalah kriminal dan tidak dapat ditoleransi.
pihak undip belum memberikan pernyataan resmi terkait keterlibatan mahasiswanya, tetapi kasus ini berpotensi mencoreng nama baik kampus.
pemerintah daerah jawa tengah juga didesak untuk memperketat pengamanan saat demo agar kejadian serupa tidak terulang.