bacakoran.co

Sekuriti Perusahaan Sawit di Jambi Aniaya 2 Pemuda Suku Anak Dalam hingga 1 Korban Tewas, Begini Kronologinya

Sekuriti Perusahaan Sawit di Jambi Aniaya 2 Pemuda Suku Anak Dalam hingga 1 Korban Tewas, Begini Kronologinya--Kolase

BACAKORAN.CO - Kekerasan mewarnai konflik agraria di wilayah Jambi dengan tragedi dua pemuda dari komunitas adat Suku Anak Dalam (SAD) menjadi korban penganiayaan oleh petugas keamanan atau sekuriti perusahaan kelapa sawit PT PHK Makin Grup yang beroperasi di Kabupaten Tebo, Jambi. Satu dari dua korban meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan medis.

Peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa (29/4/2025) siang, di area perkebunan kelapa sawit milik PT PHK Makin Grup. 

Berdasarkan keterangan dari IPDA Maulana selaku Paur Penum Humas Polda Jambi, kejadian bermula saat sekitar 200 petugas keamanan perusahaan melakukan patroli bersama sejumlah warga dari Desa Betung Bedaro Timur. 

Tujuan dari patroli tersebut adalah untuk menanggulangi maraknya pencurian brondolan buah sawit yang diduga dilakukan oleh masyarakat sekitar.

BACA JUGA:3 Rekomendasi Drama China Romantis Kisah Cinta Perkantoran yang Bikin Gregetan, Dijamin Baper!

BACA JUGA:Xabi Alonso Jadi Penentu Nasib Gelandang Incaran Arsenal

Dalam proses patroli tersebut, petugas menemukan beberapa anggota Suku Anak Dalam yang sedang memungut brondol sawit di area perkebunan. 

Petugas keamanan dan warga desa kemudian langsung mengamankan mereka.

Namun, pengamanan itu berubah menjadi tindakan represif. Menurut Maulana, diduga terjadi perlawanan dari pihak SAD, yang kemudian berujung pada insiden kekerasan. 

BACA JUGA:Tanpa Trofi Juara, Madrid Bajak Tiga Bintang Liga Inggris

BACA JUGA:Mau Penyerang Newcastle dengan Harga Selangit Tak Jadi Masalah bagi Liverpool

Dua pemuda SAD menjadi korban penganiayaan berat dalam peristiwa tersebut. 

Keduanya langsung dilarikan ke RSUD Tebo untuk mendapat penanganan medis.

Nahas, salah satu korban berinisial PL (27), yang berasal dari Kabupaten Merangin, dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan. 

Sekuriti Perusahaan Sawit di Jambi Aniaya 2 Pemuda Suku Anak Dalam hingga 1 Korban Tewas, Begini Kronologinya

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - kekerasan mewarnai konflik agraria di wilayah jambi dengan tragedi dua pemuda dari komunitas adat suku anak dalam (sad) menjadi korban penganiayaan oleh petugas keamanan atau sekuriti kelapa sawit pt phk makin grup yang beroperasi di kabupaten tebo, jambi. satu dari dua korban meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan medis.

peristiwa tragis ini terjadi pada selasa (29/4/2025) siang, di area perkebunan kelapa sawit milik pt phk makin grup. 

berdasarkan keterangan dari ipda maulana selaku paur penum humas polda jambi, kejadian bermula saat sekitar 200 petugas keamanan perusahaan melakukan patroli bersama sejumlah warga dari desa betung bedaro timur. 

tujuan dari patroli tersebut adalah untuk menanggulangi maraknya pencurian brondolan buah yang diduga dilakukan oleh masyarakat sekitar.

dalam proses patroli tersebut, petugas menemukan beberapa anggota yang sedang memungut brondol sawit di area perkebunan. 

petugas keamanan dan warga desa kemudian langsung mengamankan mereka.

namun, pengamanan itu berubah menjadi tindakan represif. menurut maulana, diduga terjadi perlawanan dari pihak sad, yang kemudian berujung pada insiden kekerasan. 

dua pemuda sad menjadi korban penganiayaan berat dalam peristiwa tersebut. 

keduanya langsung dilarikan ke rsud tebo untuk mendapat penanganan medis.

nahas, salah satu korban berinisial pl (27), yang berasal dari kabupaten merangin, dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan. 

sementara satu korban lainnya berinisial b (25), yang juga berasal dari daerah yang sama, masih dirawat intensif akibat luka yang dideritanya.

“kasus ini masih dalam penyelidikan. kami belum bisa menyebutkan identitas terduga pelaku penganiayaan,” jelas ipda maulana saat memberikan keterangan pers.

kepolisian melalui satreskrim polres tebo kini tengah menyelidiki kasus ini untuk mengungkap siapa saja pihak yang bertanggung jawab dalam insiden tersebut. 

penanganan dilakukan secara intensif untuk menghindari potensi konflik yang lebih luas.

tak berhenti sampai di situ, suasana di lokasi kejadian sempat kembali memanas pada sore harinya. 

sekitar 25 orang dari kelompok sad kembali mendatangi kawasan perkebunan tempat insiden berlangsung. 

mereka melakukan aksi penyerangan sebagai bentuk kemarahan atas perlakuan terhadap dua anggotanya.

beruntung saat itu aparat gabungan dari tni dan kepolisian telah berada di lokasi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 

namun, sayangnya, bentrokan tetap tak terhindarkan, dua anggota polsek tebo ilir dilaporkan mengalami luka akibat dipukul dalam kericuhan tersebut. 

meski begitu, pihak berwenang memastikan bahwa situasi di lapangan kini sudah berhasil dikendalikan.

“kami mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan menjaga ketertiban serta keamanan bersama,” kata maulana menambahkan.

insiden ini menambah panjang daftar konflik yang melibatkan masyarakat adat dan perusahaan besar di sektor perkebunan. 

suku anak dalam, sebagai komunitas adat yang selama ini menggantungkan hidup dari alam, kerap mengalami benturan dengan aktivitas industri yang menguasai lahan secara masif.

banyak pihak menilai perlu adanya pendekatan yang lebih manusiawi dan berbasis hak asasi dalam menangani konflik seperti ini. 

pemerintah daerah dan pusat didesak untuk segera turun tangan menyelesaikan permasalahan ini secara adil dan menyeluruh, agar tidak memicu konflik horizontal di masa mendatang.

Tag
Share