Program Rumah Subsidi untuk Wartawan Ditolak AJI, IJTI, dan PFI, Ini Alasannya!

Program 1.000 unit rumah subsidi untuk wartawan ditolak sejumlah organisasi jurnalis seperti AJI, IJTI, dan PFI lantaran bisa rusak integritas profesi pers dan cederai prinsip keadilan.--istimewa
Ketua AJI, Nany Afrida menyampaikan kekhawatirannya.
Menurutnya, fasilitas khusus dari pemerintah kepada wartawan dapat menimbulkan persepsi publik jika jurnalis bisa dibungkam atau dibeli lewat kebijakan yang seolah menguntungkan.
“Kalau ingin bantu jurnalis, perbaiki dulu ekosistem media. Pastikan perusahaan membayar upah layak, patuhi UU Ketenagakerjaan, dan hormati kerja-kerja jurnalistik,” kata Nany.
Menurutnya, wartawan lebih baik mengakses kredit rumah seperti warga negara lainnya melalui jalur resmi, tanpa keistimewaan.
IJTI: Fokuslah pada Akar Masalah
Hal serupa diungkapkan oleh Ketua IJTI, Herik Kurniawan.
Ia menghargai niat pemerintah, tapi menilai bantuan semacam ini seharusnya tidak diarahkan khusus ke profesi tertentu.
“Lebih baik pemerintah memperluas akses kredit rumah yang benar-benar terjangkau untuk semua warga,” ujarnya.
IJTI pun mengingatkan agar Dewan Pers tidak perlu terlibat dalam skema ini, karena tugas utamanya adalah menjaga standar jurnalistik, bukan urusan perumahan.
Solusi yang Lebih Tepat